Tehnik Perbesar Penis

30 Jun 2012 | comments

Perbesar penis
Tehnik Perbesar Penis ataupun cara memperpanjang penis atau alat kelamin pria dengan cara alami, teknik prbesar penis ini sebetulnya sudah dikenal sejak jaman dahulu, konon katanya bahwa orang Sudan dan orang daerah timur tengah-lah yang pertama menggunakan teknik ini. Kaum laki-laki mereka secara turun temurun mewariskan teknik ini selama berabad abad, dan sekarang giliran kita untuk mencobanya dengan cara alami melalui beberapa tehnik perbesar penis dari liputan terbaru.

Sebelum dimulai, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  • Teknik ini bukan teknik instan yang sekali jalan langsung kelihatan hasilnya, harus dengan tekad dan komitmen yang kuat dari diri sendiri, jadi kalau cepat menyerah dijamin tidak akan berhasil.
  • Jangan memaksakan diri ingin mendapatkan hasil instan. Jangan sampai karena ingin cepat barhasil lalu kita memforsir latihan yang bisa mengakibatkan penis cedera. Hargai organ vital Anda.
  • Rutinitas adalah kunci keberhasilan teknik ini.
A. Stretching / Length extender
Latihan ini dimaksudkan untuk menambah panjang penis, caranya adalah dengan meregangkan jaringan erectile. Jaringan erectile adalah jaringan tendon yang akan membuat penis kita ereksi jika dipenuhi oleh darah dari aliran darah di tubuh kita. Latihan ini lebih aman daripada jika kita berlatih menggunakan pemberat yang di ikatkan pada penis.

Hal pertama yang harus diperhatikan adalah penis harus dalam keadaan flacid (tidur, loyo, kalem, tidak ereksi). Yang kedua posisi sebaiknya duduk atau berdiri, yang ketiga adalah penis tidak dalam keadaan licin atau keadaan yang bisa menimbulkan tangan kita selip ketika memegang penis. Dan langkahnya adalah sebagai berikut:

Penis
  1. Pegang ujung penis dengan satu tangan dan tangan lainya memegangi tangan yang memegang penis. Pada saat memegang pastikan tangan kita tidak selip, tapi juga jangan sampai terlalu keras karena dapat mencederai penis.
  2. Tarik penis ke arah depan sampai terasa regangannya, tapi jangan terlalu keras. Cukup sampai terasa bahwa penis kita dipaksa meregang, tahan sampai kira kira 30 detik, kemudian lepaskan. ulangi sampai kira kira 10 kali.
  3. Lepaskan penis, kemudian pukul-pukulkan penis ke paha kanan kiri sampai kira-kira 30 detik, atau sampai penis kembali rileks.
*Ulangi langkah ke 2, tapi kali ini tarik penis ke arah atas.
*Ulangi langkah 3.
*Ulangi langkah 2, kali ini tarik penis ke arah kiri.
*Ulangi langkah 3.
*Ulangi langkah 2, kali ini tarik penis ke arah bawah.
*Ulangi langkah 3.
*Ulangi langkah 2, kali ini tarik penis ke arah kanan.
*Ulangi langkah 3.

Selanjutnya ulangi langkah tadi namun kali ini di putar membentuk lingkaran ke arah kiri, dan kemudian kebalikannya. Ulangi selama lima kali kemudian diakhiri dengan mengulang langkah 3. Latihan ini akan benar benar terasa hasilnya setelah 3 sampai 4 bulan.

B. Jelging
Latihan ini di maksudkan untuk memperbesar ukuran penis. Latihan inilah yang sudah dilakukan selama berabad-abad oleh banyak suku di timur tengah, latihan yang penulis asli menyebutnya resep rahasia keluarga.

Teknikya adalah dengan secara terus menerus memaksa darah memenuhi penis, yang lambat laun akan menyebabkan rongga di dalam jaringan tendon membesar dan mampu menampung lebih banyak darah, yang akhirnya memperbesar ukuran penis. Untuk informasi ereksi yang terjadi pada penis kita adalah karena darah yang memenuhi jaringan penis, sehingga mengeras. Latihan ini memerlukan waktu sekitar 20 menit. Dan lebih baik dilakukan sambil duduk atau berdiri. Gunakan cairan pelicin secukupnya, misalnya baby oil atau vaseline.

Hal pertama yang harus diperhatikan adalah penis harus dalam keadaan setengah ereksi, atau kira-kira 60-80% ereksi, karena jika penis dalam keadaan loyo maka tidak akan mendapatkan hasil apapun. Dan jika penis dalam keadaan full ereksi, penis akan terlalu keras dan jelging tidak akan dapat dilakukan. Yang kedua adalah jangan pernah sampai ejakulasi. jika tidak dapat menahan nafsu, segera istirahatkan untuk beberapa saat sampai gairahnya mereda, kemudian lanjutkan. Jika sampai ejakulasi maka jelging hari itu harus segera diakhiri, karena setelah ejakulasi otot penis akan menjadi terlalu lelah untuk melakukan jelging, menambah resiko cedera.

Langkahnya adalah sebagai berikut:
  • Pastikan penis dan tangan anda telah terlumuri dengan cairan pelicin.
  • Pastikan juga penis telah dalam keadaan 60-80% ereksi.
  • Pegang dasar bawah penis dengan posisi seperti tangan kita ketika melakukan gerakan OK (pastikan pegangan kita sedasar mungkin, dengan cara menyatukan ibu jari dengan telunjuk.) Kemudian kuatkan pegangan sampai kita merasa darah terkunci di penis, tapi jangan terlalu kuat. Jangan memegang dengan seluruh jari.
  • Tarik pegangan kita ke atas secara perlahan sambil jari telunjuk dan ibu jari masih mengunci penis, penis akan terlihat membesar karena darah di paksa naik keatas. Pada saat tangan kita naik, pegangkan tangan yang lainnya di dasar penis dengan pegangan yang sama,
  • Setelah pegangan pertama sampai ujung penis (bukan kepala penis), lepaskan pegangan tangan pertama dan naikkan tangan yang lain ke atas dengan cara yang sama. Jika di ibaratkan teknik ini seperti peternak sapi yang memerah susu sapi.
  • Lakukan selama 10 menit, atau 100-200 ulangan.
Setelah tiga minggu naikkan frekuensinya menjadi 20-30 menit, dan dalam 3 bulan hasilnya pasti terlihat. Selesai latihan penis anda akan terasa hangat dan sedikit nyeri, juga terlihat sedikit lebih besar. Ini adalah keadaan yang normal dan memang keadaan yang dicari. Karena selesai latihan jaringan tendon akan meregang dan dalam keadaan lelah (fatigue).

Normal jika penis tidak bisa ereksi setelah latihan jelging, karena penis kita terlalu lelah. Keadaan akan normal setelah beberapa saat. Latihan ini bukan saja menambah penis menjadi besar, namun juga lebih keras dan nantinya lebih sehat. Yang terakhir dan paling penting adalah: Jangan memegang penis terlalu kuat, pegang dengan kekuatan biasa saja namun darah bisa terpompa dan terperangkap ke atas.

Jika pemukaan penis terluka atau rasa nyeri yang berkepanjangan pada penis, hentikan latihan untuk beberapa hari sampai sembuh. Itu tandanya pegangan kita terlalu kuat, atur kembali pegangan kita.

C. Kegel
Menurut penulisnya ini adalah latihan kejantanan sesungguhnya. Latihan ini bertujuan untuk melatih stamina dan memperkeras penis (biar tahan lama), juga untuk mencegah kanker prostat. Latihan ini juga mengasah kemampuan kita mengontrol ejakulasi (biar tahan lama). Pada perempuan, latihan ini baik untuk meningkatkan kualitas orgasme.

Kegel dikenal juga dengan sebutan BC exercise. Tekniknya adalah dengan melatih otot Bulbocavernosus (otot BC). Otot ini terletak di pangkal bawah penis dan dekat prostat, otot inilah yang secara tidak langsung memompa dan berkontraksi saat kita ejakulasi, dan dengan melatih otot inilah kejantanan kita juga dilatih. Latihan ini pertama di ciptakan sekitar 45 tahun lalu oleh seorang ginekolog bernama Arnold Kegel, M.D. dan sekarang disarankan oleh banyak ginekolog di seluruh dunia, termasuk Dr. Boyke dalam sebuah talkshow di televisi.

Variasi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
  • eratkan otot bc berulang-ulang selama 20-30 kali kemudian istirahat beberapa saat, kemudian ulangi beberapa kali.
  • eratkan otot bc secara perlahan-lahan sampai otot bc merasa tegang dan pinggul terasa lelah kemudian lepaskan. Istirahat beberapa saat dan ulangi beberapa kali.
  • eratkan otot bc kemudian tahan selama 30 detik. setelah itu lepas dan istirahat, ulangi beberapa kali.
Frekuensi latihan ini tidak mengikat, karena otot bc tidak cepat lelah, semakin banyak kita berlatih akan semakin baik. Latihan ini juga bisa dilakukan dimana saja karena hampir tidak terlihat orang lain.

Yang terakhir adalah frekuensi latihan dari seluruh teknik tadi, perbandingan antara latihan dan istirahat harus sesuai dengan kekuatan penis, jeda waktu sangat penting untuk memberikan penis waktu untuk pulih.

Semoga Bermanfaat!!!

Ramalan Cinta Kamu

29 Jun 2012 | comments

Ramalan Cinta Kamu Benarkah bisa diramal? Bagaimana sebenarnya menciptakan cinta yang indah tanpa harus melalui proses ramalan cinta. Ramalan adalah sesuatu yang bersifat spekulasi alias untung rugi yang belum jelas. Antara iya dan tidak yang belum jelas kepastiannya. Meskipun terkadang ramalan itu menggunakan rasionalitas fakta yang sudah ada, namun istilah ramalan seperti halnya ramalan zodoh cenderung membuat orang akan merasa tidak yakin. Karena sifatnya yang diramal-ramal maka cinta yang dialami pun akhirnya terkadang berakhir dengan berbagai kondisi. Percintaan dengan si dia memang mengundang banyak problematika yang terkadang tak masuk akal, ujung-ujungnya hal ini dimanfaatkan oleh para tukang ramal untuk banyak kepentingan.

Yang paling jelas sekali adalah kepentingan bisnis. Banyak para remaja yang rutin membeli tabloid tertentu atau melihat dari zodiak remaja hanya sekadar untuk mengetahui ramalan kisah cinta mereka yang disajikan dengan berbagai perkembangan.Dan yang paling efektif saat ini ramalan cinta juga dilakukan melalui teknologi telepon seluler. Seseorang secara mudah tinggal mengirimkan namanya ke nomor tertentu maka akan ada si tukang ramal di seberang sana yang akan memprediksi kisah cintanya di masa depan. Berikut liputan terbaru tentang ramlan cinta kamu


Ramalan Jodoh

| comments

Ramalan jodoh Pada dasarnya, percaya pada ramalan bersifat relatif. Ada orang yang "mau" percaya jika hasil ramalan jodoh itu baik, dan memilih untuk tidak percaya jika ramalannya buruk. Lalu ada juga orang yang menganggap ramalan, termasuk ramalan zodoh hanya sebagai hiburan semata.

Berbicara mengenai ramalan, sebagian besar masyarakat Indonesia rasanya masih percaya dengan hal itu. Ramalan yang cukup banyak diminati antara lain adalah ramalan zodiak seperti zodiak remaja, ramalan tentang kehidupan, dan ramalan tentang keberuntungan. Khusus untuk jenis ramalan yang pertama, jika diurutkan berdasarkan jumlah peminat, ramalan jodoh sepertinya berada diperingkat pertama yang di ikuti dengan ramalan bintang.

Jodoh adalah pasangan hidup manusia di dunia. Jodoh adalah hal yang misterius yang kedatangannya tidak dapat kita duga, kita prediksi, maupun kita minta. Tetapi, untuk mendapatkan jodoh kita wajib berusaha, tentunya dengan berusaha di jalan yang positif. Ketika berbicara hal seperti ini, ramalan jodoh menjadi sekadar hiburan yang menyenangkan lewat liputan terbaru dari primbon ramalan zodoh.




Cerita Panas Terlarang

28 Jun 2012 | comments

ameri ichinose.jpg
Cerita panas terlarang bercinta dengan adik ipar yang merupakan kumpulan cerita dewasa. Seni Bercinta Kamasutra sebenarnya tidak hanya memperkenalkan berbagai posisi, namun lebih pada upaya edukasi untuk mempertautkan dua hati itu tadi. Cerita Seks Dewasa dengan berbagai posisi yang diperkenalkan dalam Seni Bercinta Kamasutra tetap akan menjadi gerakan fisik semata bukan sebuah kebersamaan untuk saling menumpahkan rasa kasih dan sayang. Berikut cerita panas terlarang Adik ipar

Istri saya adalah anak ke 2 dari empat saudara yang kebetulan semuanya wanita dan semuanya telah menikah serta dikarunia putra-putri yang relatif masih kecil, diantara saudara-saudara istri , saya cukup dekat dengan adik istri saya yang kurang lebih berumur 34 tahun namanya Siska (bukan nama sebenarnya). Keakraban ini bermula dengan seringnya kami saling bertelepon dan makan siang bersama pada saat jam kantor (tentunya kami saling menjaga rahasia ini), dimana topik pembicaraan berkisar mengenai soal pekerjaan, rumah tangga dan juga kadangkala masalah seks masing-masing.

Perlu diketahui istri saya sangat kuno mengenai masalah seks, sedangkan Siska sangat menyukai variasi dalam hal berhubungan seks dan juga open minded kalau berbicara mengenai seks, juga kebetulan dikeluarga istri saya dia paling cantik dan sensual, sebagai ilustrasi tingginya kurang lebih 165 cm, kulit putih mulus, hidung mancung, bibir agak sedikit kelihatan basah serta ukuran dada 34B. Keakraban ini dimulai sejak tahun 1996 dan berlangsung cukup lama dan pada tahun 1997 sekitar Juni, pembicaraan kami lebih banyak mengarah kepada masalah rumah tangga, dimana dia cerita tentang suaminya yang jarang sekali memperlihatkan perhatian, tanggung jawab kepada dia dan anak-anak, bahkan dalam soal mencari nafkahpun Siska lebih banyak menghasilkan daripada suaminya ditambah lagi sang suami terlalu banyak mulut alias cerewet dan bertingkah polah bak orang kaya saja.

Menurut saya kehidupan ekonomi keluarga Siska memang agak prihatin walaupun tidak dapat dikatakan kekurangan, tetapi boleh dikatakan Siskalah yang membanting tulang untuk menghidupi keluarganya. Disamping itu sang suami dengan lenggang keluyuran dengan teman-temannya baik pada hari biasa maupun hari minggu dan Siska pernah mengatakan kepada saya bahwa lebih baik suaminya pergi keluar daripada di rumah, karena kalau dia dirumah pusing sekali mendengarkan kecerewetannya.

Saya menasihati dia agar sabar dan tabah menghadapi masalah ini, karena saya seringkali juga menghadapi masalah yang kurang lebih sama dengannya hanya saja penekanannnya berbeda dengan kakaknya. Istri saya seringkali ngambek yang tidak jelas sebabnya dan bilamana itu terjadi seringkali saya tidak diajak berbicara lama sekali. Akhirnya Siska juga menceritakan keluhannya tentang masalah seks dengan suaminya, dimana sang suami selalu minta jatah naik ranjang 2-3 kali dalam semingggu, tetapi Siska dapat dikatakan hampir tidak pernah merasakan apa yang namanya orgasme/climax sejak menikah sampai sekarang, karena sang suami lebih mementingkan kuantitas hubungan seks ketibang kualitas.

Siska juga menambahkan sang suami sangat kaku dan tidak pernah mau belajar mengenai apa yang namanya foreplay, walaupun sudah sering saya pinjami xxx film, jadi prinsip suaminya langsung colok dan selesai dan hal itupun berlangsung tidak sampai 10 menit. Siska lalu bertanya kepada saya, bagaimana hubungan saya dengan kakaknya dalam hal hubungan seks, saya katakan kakak kamu kuno sekali dan selalu ingin hubungan seks itu diselesaikan secepat mungkin, terbalik ya kata Siska.

Suatu hari Siska telepon saya memberitahukan bahwa dia harus pergi ke Bali ada penugasan dari kantornya, dia menanyakan kepada saya apakah ada rencana ke Bali juga, karena dia tahu kantor tempat saya bekerja punya juga proyek industri di Bali, pada awalnya saya agak tidak berminat untuk pergi ke Bali, soalnya memang tidak ada jadwal saya pergi ke sana. Namun dengan pertimbangan kasihan juga kalau dia seorang wanita pergi sendirian ditambah lagi 'kan dia adik istri saya jadi tidak akan ada apa-apa, akhirnya saya mengiyakan untuk pergi dengan Siska.

Pada hari yang ditentukan kita pergi ke Bali berangkat dari Jakarta 09.50, pada saat tiba di Bali kami langsung menuju Hotel Four Season di kawasan Jimbaran, hotel ini sangat bernuansa alam dan sangat romantis sekali lingkungannya, pada saat menuju reception desk saya langsung menanyakan reservasi atas nama saya dan petugas langsung memberikan saya 2 kunci bungalow, pada saat itu Siska bertanya kepada saya, oh dua ya kuncinya, saya bilang iya, soalnya saya takut lupa kalau berdekatan dengan wanita apalagi ini di hotel, dia menambahkan ngapain bayar mahal-mahal satu bungalow saja 'kan kita juga saudara pasti engga akan terjadi apa-apa kok , lalu akhirnya saya membatalkan kunci yang satu lagi, jadi kita berdua share 1 bungalow.

Saat menuju bungalow kami diantar dengan buggie car (kendaraan yang sering dipakai di lapangan golf) mengingat jarak antara reception dengan bungalow agak jauh, didalam kendaraan ini saya melihat wajah Siska , ya ampun cantik sekali dan hati saya mulai bergejolak , sesekali dia melemparkan senyumnya kepada saya, pikiran saya, dasar suaminya tidak tahu diuntung sudah dapat istri cantik dan penuh perhatian masih disia-siakan.

Di dalam bungalow kami merapikan barang dan pakaian kami saya menyiapkan bahan meeting untuk besok sementara dia juga mempersiapkan bahan presentasi , pada saat saya ingin menggantungkan jas saya tanpa sengaja tangan saya menyentuh buah dadanya karena sama-sama ingin menggantungkan baju masing-masing, saya langsung bilang sorry ya Sis betul saya tidak sengaja, dia bilang udah engga apa-apa anggap aja kamu dapat rejeki... wow wajahnya memerah tambah cantik dia.

Lalu kita nonton tv bareng filmya up close and personal, pada saat ada adegan ranjang saya bilang sama Siska wah kalo begini terus saya bisa enggak tahan nih, lalu saya berniat beranjak dari ranjang mau keluar kamar (kita nonton sambil setengah tiduran di ranjang), dia langsung bilang mau kemana sini aja, engga usah takut deh sambil menarik tangan saya lembut sekali seakan memohon agar tetap isisinya... selanjutnya kita cerita dan berandai-andai kalau dulu kita sudah saling ketemu... dan kalau kita berdua menikah dan sebagainya... Saya memberanikan diri bicara, Sis kamu koq cantik dan anggun sih, Siska menyahut nah kan mulai keluar rayuan gombalnya, sungguh koq sih saya engga bohong, saya pegang tangannya sambil mengelusnya, oww geli banget , Andry come on nanti saya bisa lupa nih kalo kamu adalah suami kakak saya... biarin aja kata saya.

Perlahan tapi pasti tangan saya mulai merayap ke pundaknya terus membelai rambutnya tanpa disangka dia juga mulai sedikit memeluk saya sambil membelai kepala dan rambut saya... akhirnya saya kecup keningnya dia bilang Andry kamu sungguh gentle sekali... uh indahnya kalau dulu kita bisa menikah saya bilang abis kamunya sih udah punya pacar... berlanjut saya kecup juga bibirnya yang sensual dia juga membalas kecupan saya dengan agresif sekali dan saya memakluminya karena saya yakin dia tidak pernah diperlakukan sehalus ini... kami berciuman cukup lama dan saya dengar nada nafasnya mulai tidak beraturan, tangan saya mulai merambat ke daerah sekitar buah dadanya... dia sedikit kaget dan menarik diri walaupun mulut kami masih terus saling bertempur...

Kali ini saya masukkan tangan saya langsung ke balik bhnya dia menggelinjang saya mainkan putingya yang sudah mulai mengeras dan perlahan saya buka kancing bajunya dengan tangan saya yang kanan, setelah terbuka saya lepas bhnya wow betapa indah buah dadanya ukurannya kurang lebih mirip dengan istri saya namun putingnya masih berwarna merah muda mungkin karena dia tidak pernah menyusui putranya, Siska terhenyak sesaat sambil ngomong, Andry koq jadi begini... Sis saya suka ama kamu, terus dia menarik diri... saya tidak mau berhenti dan melepaskan. kesempatan ini langsung saya samber lagi buah dadanya kali ini dengan menggunakan lidah saya sapu bersih buah dada beserta putingnya... Siska hanya mendesah-desah sambil tangannya mengusap-ngusap kepala saya dan saya rasakan tubuhnya semakin menggelinjang kegelian dan keringat mulai mengucur dari badannya yang harum dan putih halus...

Makna Sebuah Cinta

18 Jun 2012 | comments

makna cinta
Makna Sebuah Cinta. Memulai cerita cinta juga tak lepas dari konsekuensi rasa cinta itu sendiri yakni pengorbanan. Kepada siapa pun rasa cinta itu Anda berikan, tak pernah terlepas dari satu makna pengorbanan. Jangan mencintai kalau tak mau berkorban. Sebab sesuatu yang Anda cintai itu akan menilai harga dan kualitas cinta Anda dari sejauh mana pengorbanan yang telah Anda berikan.

Tahukah Anda berapa harga cinta atau makna sebuah cinta yang Anda miliki? Harga cinta Anda berbanding lurus dengan kualitas cinta yang Anda miliki. Kualitas akan lahir jika Anda bijak menjaga nilai-nilai kesucian yang digariskan dari sebuah cinta. Misalnya cinta Anda pada sesama manusia, seberapa besar Anda memuliakan sesuatu yang Anda cintai tersebut sebegitulah harga cinta yang Anda miliki.

Dari segenap rasa cinta dan makna cinta yang Anda miliki, semestinyalah harga cinta termahal Anda buat si Pemilik Cinta itu sendiri. Dialah Tuhan yang menciptakan Anda dengan rasa cinta dan kasih sayangnya pada manusia, dari sebelum manusia itu lahir bahkan sampai di akhirat kelak.

Cinta romantis, cinta sebagian besar dari kita semua mencari terjadi ketika sebagai dewasa muda kami pertama kali menemukan ketertarikan kita dan untuk orang lain.
Hal ini dalam bentuk kerinduan untuk objek, tercinta dari devosi kita. Ini membangkitkan dalam hati dan sering menentang penjelasan. Cinta romantis adalah layanan luar bahwa orang tua untuk anak dan sering terjadi sebagai tindakan seseorang tanpa pamrih terhadap manusia lain (atau orang lain). Dalam hal ini orang akan melakukan apa saja untuk kepentingan orang yang dicintai, termasuk pengorbanan kematian untuk melindungi orang yang mencintai. Cinta romantis ada antara orang-orang yang berlawanan dan jenis kelamin yang sama atau bahkan kedua jenis kelamin dan tidak terbatas dalam bentuk ekspresi dan pemenuhan dari makna cinta.

Cerita Kita Tentang Cinta

| comments

cerita cinta
Jumpa lagi dalam liputan terbaru mengenai cerita kita tentang cinta yang sekarang ini lebih terkenal dengan sebutan cerita cinta dewasa atau cerita dewasa yang semakin fenomenal bahkan sebagian mengatakan bahwa hidup ini mutlak membutuhkan cinta. Tanpa cinta ataupun cerita cinta yang melekat dalam hati maupun pikiran, tak akan ada kedamaian dan ketenangan dalam menjalani hidup, yang ada sebaliknya, rasa benci, dendam, amarah dan segala bentuk sikap yang bertentangan dengan nilai-nilai cinta yang berdampak dari Efek Cerita Dewasa 17 Tahun. Itulah yang luar biasa dari cinta, bahkan cinta bisa membuat sesuatu yang tak mungkin menjadi mungkin, sesuatu yang bersifat mustahil betul-betul menjadi sebuah kenyataan.

Cerita Cinta memang memiliki keunikan tersendiri. Rasanya tak akan pernah habis kosa kata kita untuk mendeskripsikannya.

Unsur-unsur Pembangun Cinta

Ada banyak yang akan terpikir oleh kita saat mengungkapkan kata cinta. Unsur-unsur penting yang biasanya muncul dari maknanya cinta akan sangat banyak bila kita renungkan. Cinta itu bukan sekadar persoalan cemburu, tertawa, rindu dan sebagainya. Ada hakikat mendalam yang perlu kita pahami saat memulai cerita tentang cinta.

Paling tidak berikut ini beberapa unsur pembangun cinta yang bisa Anda rasakan. Kalau cinta itu diibaratkan kue bolu, maka kita perlu mengetahui bahan-bahan pembuatnya dan berapa takaran untuk masing-masing bahan tersebut.

Cinta Itu Mirip Coklat

Siapa yang tidak suka coklat? Jawabannya barangkali bagi mereka yang merasa terganggu dengan keberadaan coklat, misalnya sakit gigi, kegemukan, diet dan sebagainya. Lantas bagi anak kecil, coklat itu adalah makanan kesukaan mereka.

Coba saja Anda berikan dalam jumlah berapapun, anak-anak akan tetap suka. Sebaliknya orang yang sudah merasa terganggu dengan kehadiran coklat, ia akan makan coklat dengan porsi yang ideal, wajar-wajar saja karena ia tahu apa akibatnya jika mengkonsumsi makanan ini secara berlebihan.

Demikian pula halnya cinta, bagi orang-orang yang masih sangat awam terhadap pemaknaan dan hakikat mencintai sesuatu, ia akan habis-habisan menggunakan energi kehidupannya untuk sebuah cinta. Misalnya cinta harta, wanita, jabatan dan sebagainya. Ia belum tau bahwasanya rasa cintanya yang berlebihan tersebut suatu saat kelak akan membawa keburukan terhadap dirinya.

Bisa saja ia mengalami trauma hidup, sakit hati dan sebagainya sebab cintanya yang tak proporsional. Itulah teori cinta itu mirip coklat. Cerita tentang cinta memang manis, tapi haruslah proporsional dalam mengaturnya.

Berapa Harga Cinta Anda?

Tahukah Anda berapa harga cinta yang Anda miliki? Harga cinta Anda berbanding lurus dengan kualitas cinta yang Anda miliki. Kualitas akan lahir jika Anda bijak menjaga nilai-nilai kesucian yang digariskan dari sebuah cinta. Misalnya cinta Anda pada sesama manusia, seberapa besar Anda memuliakan sesuatu yang Anda cintai tersebut sebegitulah harga cinta yang Anda miliki.

Dari segenap rasa cinta yang Anda miliki, semestinyalah harga cinta termahal Anda buat si Pemilik Cinta itu sendiri. Dialah Tuhan yang menciptakan Anda dengan rasa cinta dan kasih sayangnya pada manusia, dari sebelum manusia itu lahir bahkan sampai di akhirat kelak.

Jangan Mencintai Kalau Tak Mau Berkorban

Memulai cerita tentang cinta juga tak lepas dari konsekuensi rasa cinta itu sendiri yakni pengorbanan. Kepada siapa pun rasa cinta itu Anda berikan, tak pernah terlepas dari satu makna pengorbanan. Jangan mencintai kalau tak mau berkorban. Sebab sesuatu yang Anda cintai itu akan menilai harga dan kualitas cinta Anda dari sejauh mana pengorbanan yang telah Anda berikan.

Cerita Panas Tante Girang

17 Jun 2012 | comments

Cerita Panas Tante Girang yang di angkat dari cerita panas terlarang dewasa seorang tante girang bernama tante dewi yang memanfaatkan rumah kosongnya untuk bercinta dengan karyawan suaminya demi nafsu seks. Inilah cerita panas tante girang selengkapnya di liputan terbaru cerita panas dewasa.

cerita panas tante girang


Malam itu Dewi terlihat sedang menonton TV diruangan keluarga dengan hanya mengenakan daster warna putih berbahan satin, Dewi terlihat cantik dan sexy mengenakan daster itu, belahan payudaranya yang putih dan mulus terlihat jelas sekali karena daster satu talinya itu berbentuk V, sementara dibalik dasternya Dewi tidak mengenakan BH dan CD, kedua putingnya yang berwana merah mudapun terlihat menonjol di dasternya itu sementara bayangan hitam yang tipis diselangkangannya terbayang dengan jelas.

Dewi memang masih muda umurnya sekarang ini baru 30tahun, dia menikah dengan suaminya pada saat ia berumur 20, sementara suaminya seorang duda beranak satu berumur 40tahun. Anak tirinya Doni sekarang ini berumur 18tahun. Sampai saat ini Dewi belum dapat memberikan keturunan kepada suaminya, mungkin ini yang membuat tubuh Dewi tetap sexy terutama kedua buah payudaranya yang masih kencang.

Hari ini suaminya memang pulang terlambat karena harus menjamu tamunya dan Doni sendiri menginap dirumah temannya, saat ini Dewi sendirian dirumah.

Malam semakin larut, hawa dingin karena hujan dan kesepian tanpa ada yang menemani ngobrol membuat Dewi mulai mengantuk, tanpa terasa Dewi mulai tertidur diatas sofa.

Jam didinding mulai menunjukkan tepat jam 1, sementara Dewi yang terlelap dalam tidurnya tidak menyadari daster yang menutupi tubuhnya sudah tidak menutupi tubuhnya secara sempurna, tali dasternya sudah tidak dipundaknya melainkan sudah berada ditangannya, ini membuat kedua payudaranya terlihat dengan jelas, sementara dibagian bawah sudah terangkat sehingga lembah kenikmatannya yang tertutupi oleh rambut hitampun terlihat dengan jelas.

Saat itu diluar Nampak sebuah mobil memasuki pekarangan rumah Dewi, dari dalam mobil turun seorang pemuda berbadan atletis, pemuda ini kemudian membuka pintu belakang mobil, si pemudapun terlihat memasukkan setengah badannya kedalam mobil, selang tak lama si pemuda dengan agak setengah menyeret membantu keluar seorang pria setengah baya dalam kondisi mabuk sekali, setelah pria setengah baya itu berada diluar mobil, pemuda itu mulai memapah pria tersebut kearah pintu rumah Dewi sambil tak lupa menutup pintu mobil dan menguncinya.

Sampai didepan pintu, pemuda itu mengeluarkan kunci pintu dan membuka pintu itu sambil tetap memapah pria tersebut, sesampainya didalam pemuda itu tak lupa menutup pintu rumah dan menguncinya kembali, kemudian pemuda itu memapah pria tersebut menuju kamar tidur, saat berjalan menuju kamar tidur pemuda itu menghentikan langkahnya diruangan keluarga, matanya terbelalak melihat pemandangan yang membangkitkan birahi, dia melihat kedua payudara Dewi yang putih dan mulus juga lembah kenikmatannya yang tertutupi oleh rambut hitam, melihat itu semua sipemudapun menelan air liurnya berkali-kali sementara, bagian bawah tubuhnya perlahan-lahan mulai begrerak.

Tanpa membuang waktu lagi pemuda itu dengan cepat memapah tubuh bossnya yang mabuk berat kearah kamar tidur, yang memang tidak terlalu berjauhan dengan ruang keluarga, setelah merabhkan tubuh bossnya dan membuka sepatunya, pemuda itu keluar dari ruang tidur dan menutup pintunya, kemudian dia kembali menuju keruangan keluarga dimana Dewi masih terlelap dalam tidurnya, sesampainya didepan Dewi tanpa membuang waktu lagi pemuda itu mulai melepaskan baju, sepatu, celana dan celana dalamnya, sehingga tubuh atletisnya tidak mengenakan sehelai benangpun. Tampak kon**l pemuda itu sudah berdiri dengan tegak sekali.

Perlahan-lahan pemuda itu mulai duduk disamping Dewi, kedua tangannya mulai meremas-remas kedua payudara Dewi, dengan penuh nafsu pemuda itu mulai menjilati putting susu Dewi dan kadang-kadang ditimpali dengan hisapan-hisapan, mulut bekerja tanganpun tidak mau ketinggalan, tangan yang satu meremas-remas payudara Dewi, dan yang satunya mulai mengelus-elus lembah kenikmatan Dewi, saat tangannya mulai menyentuh vagina Dewi, dia merasakan Vagina Dewi sudah basah, nampaknya Dewi sedang bermimpi dientot, kemudian pemuda itu mulai memasukkan jari tengahnya kedalam lubang Dewi yang sudah basah itu, dengan gerakan perlahan-lahan dikeluar masukkan jarinya itu dimemek Dewi. Seluruh aksinya itu membuat Dewi mulai mendesah keenakan, entah karena akibat aksi sipemuda atau karena dia sedang menikmati mimpinya.

Setelah merasakan memek Dewi semakin basah pemuda itu kemudian mengeluarkan jari tangannya, lalu ia mulai mengangkangkan kedua kaki Dewi dan mengarahkan kon**lnya kememek Dewi, dengan perlahan-lahan sipemuda mulai mendesakkan kon**lnya kelubang memek Dewi, sipemuda tidak mau terburu-buru memasukkan kon**lnya dia takut Dewi terbangun, perlahan-lahan batang kon**l sipemuda mulai masuk kedalam lubang memek Dewi, ia merasakan memek Dewi sangat sempit sekali, nampaknya memek Dewi jarang dipakai atau kemaluan suaminya kecil sehingga lubang memek Dewi masih sempit, sedikit demi sedikit kon**lnya mulai terbenam dilubang memek Dewi, dengan gerakan perlahan sipemuda mulai menurunkan tubuhnya sehingga posisinya mulai menindih tubuh Dewi dan kedua tangannya mulai diselipkan ketubuh Dewi.

Sambil memeluk tubuh Dewi dengan cukup erat dan bibirnya mulai mengulum bibir Dewi, sipemuda membenamkan kon**lnya dalam-dalam kedalam lubang memek Dewi, akibat gerakan itu Dewi tersentak dan terbangun dari tidurnya, matanya terbelalak saat melihat wajah sipemuda, tapi Dewi tidak bisa berteriak karena mulutnya sedang dilumat oleh sipemuda, Dewi merasakan bukan hanya mulutnya saja yand sedang dilumat tapi memeknya pun sedang disumpal oleh kon**l sipemuda ini, dan Dewi mulai merasakan sipemuda menggerakkan kon**lnya dilubang memeknya.

Bless…sleep…bleess…sleppp…bleess….sleeeppp..

Terlihat Mata Dewi yang tadinya terbelalak karena kaget perlahan-lahan mulai meredup sayu, nampaknya Dewi mulai merasakan kenikmatan dientot oleh sipemuda, Dewi mengenali sipemuda sebagai Andi salah seorang bawahan suaminya, yang dia tidak mengerti bagaimana Andi bisa masuk kedalam rumahnya dan bagaimana Andi bisa dengan bebasnya memasukkan kon**lnya kedalam lubang memeknya, tetapi Dewi tidak mau berpikir banyak tentang hal itu yang ada dalam benaknya sekarang ini adalah menikmati sodokan kon**l Andi.

“hmmhh….hhhmmmhhh….hhmmmhhhh” terdengar desahan dari mulut Dewi yang masih dilumat oleh Andi, karena AndI takut kalau ia lepaskan lumatannya Dewi akan berteriak.

Mata Dewi mulai merem melek menikmati sodokan-sodokan kon**l Andi yang besar kalau dibandingkan dengan suaminya, melihat Dewi mulai menikmati entotannya Andi mulai berani melepaskan lumatan dibibir Dewi dan mulai menjilati leher dan telinga Dewi, aksinya ini semakin membuat desahan-desahan Dewi semakin menjadi.

“Ouuhhh……ssshhhhh…..aaahhhhh….Annddiiii…..kontoool llmuuuu…eenaakk sekali dan besar sshhhh…aaahhhh…” Dewi mendesah kenikmatan menikmati entotan Andi.

“Hmmhhhh…..slrrppp…..hmmmm….memek ibu juga eenaaakkk…oohhhh….sslrrpppp….seempiitt sekali … ooohhhh….slllrrpppp…..” Andi melenguh keenakan merasakan memek Dewi yang masih sempit sambil tetap menghisap-hisap payudara Dewi.

Dewi merasakan kenikmatan duniawi yang belum pernah ia alami sebelumnya, selama pernikahannya dengan suaminya belum pernah dia merasakan nikmatnya dientot, selama ini suaminya selalu mencapai kepuasan terlebih dahulu, sementara ia sendiri belum mencapai kepuasan, jangankan untuk mencapai klimaks, untuk merasakan keenakan saja Dewi belum pernah merasakannya, berbeda dengan saat ini saat memeknya disodok-sodok oleh kon**l Andi yang memang dalam ukuran saja lebih besar dan lebih panjang dari punya suaminya, apalagi Andi masih muda.

Kedua insan ini sudah tidak ingat apa-apa lagi selain menikmati persetubuhan mereka yang semakin menggila, Andi semakin cepat mengeluar masukkan kon**lnya didalam lubang memek Dewi yang semakin basah, sementara Dewi sendiri dengan semangat 45 menggoyangkan pantatnya mengimbangi gerakan Andi, keringat sudah mengalir dari kedua tubuh mereka.

“Ouughhh … Andi ….teruussss….ooughhh… enaaakkkk….sekaalliii….oughhhh….tekaaaann yang dalam, Oughhh….puaskaannn…akuuuu…..yaaahhh,…aaaahhhh”. Lenguhan Dewi semakin menjadi.

Andi mengikuti kemauan Dewi dengan menekan lebih dalam kon**lnya dilubang memek Dewi, ia merasakan ujung kepala kon**lnya menyentuh bagian paling dalam memek Dewi.

“Aaagghhh…akuuu..sudah tidak tahan laaagiiii…ouugghhhh…Anddiiiiii……aku mau keluar…ough enaaaaakkkk sekali kon**llmuuuu…..aaaagghhhhhh…..Andi ….akuuu…keluaaarrrrr……… aaaaghhhhhhh.” Dewi mengerang.

Srrr…..cccreeet….ssssrrrrr…….. akhirnya Dewi mencapai puncak kenikmatannya, tubuhnya mengejang saat ia mencapai kepuasannya, vaginanya berdenyut-denyut saat mengeluarkan lahar kenikmatannya, Andi sendiri merasakan vagina Dewi seperti meremas-remas kon**lnya, Andipun lalu menekan lebih dalam kon**lnya dan membiarkan kon**lnya terbenam sebentar didalam lubang memek Dewi.

Dewi memeluk erat-erat Andi, sementara kakinya ia kaitkan dengan erat dibelakang pinggul Andi, sehingga kon**lnya Andi semakin terbenam dimemeknya, beberapa saat kemudian Dewi melepaskan pelukan dan kaitan kakinya ditubuh Andi, sementara diwajahnya terpancar kepuasan.

“Andi kamu betul-betul hebat, selama ini belum pernah saya mengalami nikmatnya menge***t,” Dewi berbisik ditelinga Andi.

“Saya juga merasa enak nge***t ibu, memek ibu sangat sempit. “ Andi menimpali bisikan Dewi, sambil dengan perlahan-lahan mulai memaju mundurkan lagi kon**lnya.

“Hmmm…aahh..kamu belum keluar.” Dewi bertanya, karena ia merasakan kon**l Andi masih keras. “Hmm..aku pikir kamu sudah selesai”.

“Belum, ibu masih mau lagi?” tanya Andi.

“Hmmm…memang kamu bisa buat aku puas lagi.” Dewi balik bertanya.

“He..he..kita coba saja, apa saya bisa buat ibu puas lagi atau tidak.” Jawab Andi sambil mulai mempercepat gerakannya, sementara tangannya mulai meremas-remas kedua bukit payudara Dewi.

“Kita tukar posisi, biar aku yang menggenjot kon**lmu, sekarang kamu duduk.” Dewi menimpalinya, karena ia sendiri tidak mau membuang kesempatan ini.

Andi kemudian menarik tubuh Dewi tanpa melepaskan kon**lnya dari lubang memek Dewi, dengan sedikit berputar Andipun lalu duduk disofa, sementara posisi Dewi sekarang sudah dipangkuannya, dengan posisi ini Andi lebih leluasa untuk bermain di susunya Dewi, kedua tangannya dengan penuh nafsu meremas-remas kedua bukit kembar Dewi, mulutnyapun ikutan beraksi, kedua putting susu Dewi bergiliran dijilati dan dikulum serta dihisap-hisap oleh Dewi, aksi Andi ini perlahan-lahan mulai membangkitkan kembali birahi Dewi, dengan perlahan-lahan Dewi mulai menaikturunkan pinggulnya, gesekan-gesekan kon**l Andi didinding memeknya membuat birahinya kembali memuncak dengan cepat.

“Ouuughhh….Andiiiii……hiisaaaapppp….tteeeteeekkku…. .ooughhhh…yyaaachhh….begitu… aaaghhhh… kon**lmu enak sekaaaliii…” Dewi mengerang sambil mempercepat gerakan naik turunnya.

“Klo mau keluar kamuuuuu….kkassiih…tahuuu…yaachhhh…..” Dewi berbisik di telinga Andi.

“Hmmhhh…ssslllrpppp…..hhmmmmhh….ok…..aaaagghhhhh., …….” Andi menjawab sambil tetap menghisap-hisap tetek Dewi.

Sleeppp…..blesss…sleeppp….bleesss….slleeepppp….ble essss….. kon**l Andi terlihat keluar masuk dalam lubang memek Dewi dengan cepatnya, karena Dewi pinggul Dewi naik turun dengan cepat.

Dewi betul-betul menikmati persetubuhannya ini, gerakkannya semakin cepat dan semakin tak beraturan, lenguhan-lenguhan kenikmatan mereka berduapun semakin kerap terdengar, menikmati persetubuhan ini mereka berdua lupa dengan status mereka, dalam pikiran mereka hanya satu bagaimana mencapai kepuasan persetubuhan ini.

“Ouughhh…Andiiiiii……akkuuuu….mauuuuu,……keellluuaaa rrr…lagi…oooohhhhh….aaaagghhh enaaaakkkkk sssekkaaaaallliiii…..kon**lmuuuu…” Dewi mengerang saat ia merasa bahwa ia akan mencapai lagi puncak kenikmatannya.

Sementara itu Andi juga merasa bahwa ia akan mencapai puncak kenikmatannya, Andipun membantu Dewi yang akan mencapai puncak kenikmatannya dengan memegang pinggul Dewi dan membantu menggerakkan pinggul Dewi naik turun dengan cepat.

“Ouuughhhhh…Buuu….aaakkkuuuu jugaaa…mau kelluaaaarrr…..aaaagghhhhhh….. memek ibuuuu… enaaakkk sekaaalliiiii……ooougghhhh….buuuu…aku gak taaahhaaannn…laagi.” Andipun mengerang merasakan puncak orgasmenya yang sudah diujung kepala kon**lnya.

Creeetttt….creeeettt….sssrrr…..ccreeettt……..

kon**l Andi menyemprotkan airmaninya didalam lubang memek Dewi, berbarengan dengan memek Dewi menyemprotkan lahar kenikmatannya, Dewi merasakan hangatnya sperma Andi didinding lubang memeknya, sementara Andi merasakan hangat dibatang kon**lnya karena disiram oleh lahar kenikmatan Dewi.

Keduanya berpelukan dengan erat menikmati saat-saat terakhir puncak kenikmatan dari persetubuhan mereka, kedua bibir mereka berpagutan dengan mesra, Dewi sendiri dengan perlahan-lahan menggoyangkan pinggulnya menikmati sisa-sisa kenikmatan dari kon**l Andi.

Tak lama berselang Dewi beranjak dari pangkuan Andi, dari lubang memeknya terlihat cairan putih mulai mengalir perlahan, sementara kon**l Andi yang mulai mengkerut tampak mengkilat karena cairan kenikmatan Dewi, keduanya kemudian beranjak menuju kekamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah membersihkan diri keduanya kembali keruangan keluarga dan mulai mengenakan pakaian mereka, lalu Andi berpamitan pulang, ditimpali oleh Dewi dengan kecupan mesra dibibirnya, dan bisikan mesra ditelinganya, “ Terimakasih yach, atas malam yang indah ini”

Dibalas oleh Andi dengan senyuman dan kata-kata yang menggoda,” Kalau ibu ingin kenikmatan lagi, hubungi saya saja”

Dewipun tersenyum atas godaan Andi ini,” Pasti, “

Setelah Andi pulang, Dewi menuju kamar tidurnya, malam ini Dewi tidur dengan lelap dimulutnya terukir senyum kepuasan.

Demikian kisah singkat cerita sex tante dewi dengan karyawannya yang membuat birahi memuncak hingga ke ubun2....

Cerita Seks Dewasa Istri Yang Tergoda

| comments

Cerita Seks Dewasa Istri Yang Tergoda yang di angkat dari kumpulan cerita dewasa, cerita sex seorang istri yang tergoda yang merupakan id Cerita Dewasa 17 Tahun. dan cerita panas dewasa

cerita sex dewasa

Saat itu sore hari sekitar jam tiga dan Wulan baru saja bangun tidur. Sedangkan suaminya masih bekerja di kantor nya. Dari dalam kamar Wulan dapat mendengar suara komputer yang dimainkan keponakan Wulan, Adit di ruang tengah yang berbatasan langsung dengan kamar tidur Wulan. Adit sering sekali menggunakan komputer, Wulan kira dia hanya main game saja. Pintu kamar Wulan agak terbuka. Wulan bermaksud untuk keluar dari kamar, tetapi ketika Wulan menarik pintu, apa yang terlihat membuat Wulan tertegun dan mengurungkan niat tersebut. Apa yang terlihat dari balik pintu membuat hati Wulan betul-betul terguncang. Wulan dapat melihat di layar komputer tampak wanita kulit putih telanjang tanpa busana dengan posisi terlentang dan kaki terbuka dengan kemaluan tampak jelas. Wulan menjadi kesal karena Adit melihat hal-hal yang sangat terlarang tersebut.

Tetapi yang kemudian membuat Wulan shock adalah setelah menyadari bahwa Adit sedang mengurut-urut kontolnya. Wulan dapat melihat celana Adit agak turun. Adit sedang duduk melihat layar sambil mengusap-usap kontolnya yang tampak berdiri tegang. Wulan betul-betul tercengang melihat semua ini. Kemaluan Adit memang tidak berukuran besar tetapi melihat kakunya batang keponakannya ini membuat Wulan berdebar. Batang kemaluannya tampak berwarna coklat kemerahan dengan urat-urat yang menonjol. Samar-samar Wulan dapat mendengar napasnya yang terengah. Adit sama sekali tidak menyadari bahwa Wulan melihat kelakuannya dari balik pintu. Kejadian Adit membelai-belai kemaluannya ini berlangsung terus selama lebih kurang lima menit. Yang mengagetkan adalah reaksi kewanitaan tubuh Wulan, ternyata jantung Wulan terasa berdebar keras menyaksikan batang kemaluan yang demikian kaku dan semakin merah, terutama bagian kepalanya. Gerakan tangan Adit semakin cepat mencengkeram kemaluannya dengan muka yang tampak tegang memandangi layar monitor.

Astaga .., dari lubang di kemaluannya berleleran keluar cairan bening. Cairan kental bening tersebut diusap-usap oleh jari Adit dan dioles-oleskan ke seluruh kemaluannya. Nafas Adit terdengar sangat keras tetapi tertahan-tahan. Wulan merasa nafsu birahinya muncul, tubuh Wulan mulai gemetar. Nafas Wulanpun mulai tak teratur dan Wulan berusaha agar nafas Wulan tak terdengar oleh Adit. Apa yang Wulan lihat selanjutnya membuatnya sangat tergetar. Tubuh Adit tampak mengejang dengan kakinya agak terangkat lurus kaku, sementara tangannya mencengkeram batang kemaluan itu sekuat-kuatnya. “Eeegh, heeggh .”, Adit mengerang agak keras, dan ya ampun …, yang tidak Wulan sangka-sangka akhirnya terjadi juga. Dari lubang di kepala batang kemaluannya terpancar cairan putih kental. Adit memuncratkan air mani. Cairan kental itu memuncrat beberapa kali. Sebagian jatuh ke perutnya tetapi ada juga yang ke lantai dan malah sampai ke keyboard komputer. Ohhh .., k****l itu tampak tegang, urat-urat menonjol keluar, mani nya muncrat ke atas. Melihat air mani muncrat seperti itu segera saja Wulan merasakan lonjakan birahi yang luar biasa di sekujur tubuh Wulan. m***k Wulan terasa menjadi basah dan nafas Wulan menjadi memburu dan tersengal sengal.

Wulan berusaha mengendalikan diri dari rangsangan birahi sebisa-bisanya, ada semacam perasaan tidak enak dan bersalah yang tumbuh menyaksikan keponakan Wulan dan terutama atas reaksi tubuh Wulan seperti ini. Kini ****** itu tampak diselimuti oleh mani berwarna keputihan. Jarak Wulan dengan Adit sebetulnya sangat dekat hanya dua meteran. Adit tampak mulai tenang dan napasnya semakin teratur. k****l yang berleleran air mani mulai mengendur. Ia menghela napas panjang dan tampak lega terpuaskan. Adit kemudian berdiri dan menuju ke kamar mandi. Ia masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya. Seolah-olah ada yang menuntun, Wulan berjingkat menuju komputer tanpa menimbulkan bunyi. Wulan memandang lekat ke layar komputer, mengagumi tubuh wanita muda berkulit putih (orang Barat) yang telah mengundang nafsu keponakan Wulan. Pandangan Wulan beralih ke tetesan-tetesan mani yang tampak di dekat keyboard. Wulan mengusap mani tersebut dengan jari dan entah mengapa Wulan mencium dan menjilati jari tangan Wulan yang berleleran dengan mani.

Rasanya asin dan baunya terasa lekat, tetapi nafsu birahi Wulan terbangkit lagi. Wulan tidak ingin Adit curiga. Dari layar komputer Wulan melihat address internetnya dan Wulan catat saja di dalam hati. Wulan berjingkat masuk kamar dan membaringkan tubuh. Tak lama Wulan dengar Adit kembali ke komputernya dan Wulan kira ia sedang membersihkan sisa-sisa mani yang tadi ia muncratkan. Kemudian Wulan dengar ia bermain game (kedengaran dari bunyi nya). Sejak saat itu Wulan merasa ada perubahan luar biasa pada diri Wulan. Sebelumnya Wulan melakukan hubungan sex dengan suami hanyalah sebagai suatu hal yang rutin saja. Kejadian Adit melakukan onani di depan computer membuat Wulan menemukan sesuatu yang baru dalam hal soal sex.

Sesuatu yang menggairahkan, nafsu birahi yang menggelegak, tetapi sekaligus perasaan dosa, karena ini dibangkitkan oleh kejadian yang dilakukan keponakan Wulan sendiri. Apa yang dilakukan keponakan Wulan membuat Wulan shock, tetapi yang juga mengerikan adalah justru keponakan Wulan sendiri membangkitkan nafsu birahi Wulan yang menyala-nyala. Adit yang selalu Wulan anggap keponakan masih kecil dan tidak mungkin berhubungan dengan hal hal yang berbau sex dan porno. Selalu terbayang di mata Wulan wajah Adit dengan napas terengah engah dan muka tegang, kocokan tangannya, batang ****** yang berwarna kemerahan sangat tegang dengan urat yang menonjol. Air mani yang memuncrat-muncrat dari lubang k****lnya. Ya Tuhan .. , ****** itu adalah milik keponakan Wulan. Sejak kejadian itu Wulan sering terbayang k****l Adit yang sedang memuncrat – muncratkan air maninya. Tetapi yang tidak dapat Wulan lupakan adalah warnanya yang kemerahan dengan urat-urat hijau kebiruan yang menonjol. Saat itu ****** itu begitu tegang berdiri hampir menyentuh perutnya. Jika mengingat dan membayangkan kejadian itu, birahi Wulan mendidih, terasa ada cairan merembes keluar dari lubang kemaluan Wulan. Hal lain yang memperparah keadaan adalah, sejak hari kejadian itu, Wulan mulai berkenalan dengan dunia baru yang tidak pernah Wulan datangi sebelumnya. Wulan sudah biasa browsing di Yahoo ataupun yang lain.

Tetapi sejak mengenal “Cerita Dewasa”. Wulan mulai mengarungi dunia lain di internet. Sehari sesudah kejadian Adit onani, Wulan mulai membuka-buka situs “Cerita Dewasa”. Tentu saja itu Wulan lakukan pada saat tidak ada orang di rumah. Saat itulah Wulan mulai mencoba-coba “Cerita Dewasa”. Wulan tidak menyangka ada suatu situs internet menyajikan cerita dan gambar pornografi yang seperti itu. Wulan membuka – buka gambar wanita-wanita telanjang yang tampak tidak malu-malu memperagakan bagian kewanitaannya yang seharusnya ditutup rapat rapat. Mereka tampaknya menikmati apa yang mereka lakukan dengan mempertontonkan bagian tubuhnya yang terlarang. Pada hari itu Wulan mulai juga menemukan situs-situs lain yang lebih porno. Ada sekitar 3 jam Wulan berpindah-pindah dan mempelajari dunia sexual penuh nafsu yang tidak pernah Wulan bayangkan sebelumnya. Laki-laki dan perempuan bersetubuh dengan berbagai macam cara yang tidak pernah Wulan bayangkan sebelumnya dan yang tidak pernah Wulan praktekkan sebelumnya dengan suami. Ada perempuan yang menghisap ****** berukuran sangat besar (kelihatannya lebih besar dari ****** suami Wulan) hingga ****** itu memuntahkan air maninya. Astaga, perempuan itu membiarkan mani itu muncrat sampai membasahi wajahnya, berleleran, dan bahkan meminumnya tanpa ada rasa jijik. Tetapi yang paling membangkitkan birahi Wulan adalah persetubuhan orang Jepang. Mungkin karena mereka sama-sama orang Asia, jadi tampak lebih real dibandingkan dengan wanita kulit putih. Dan mungkin ada kesan surprise juga bagi Wulan, bahwa orang-orang Jepang yang tampak sopan itu dapat begitu bernafsu di dalam sex. Wulan memang bukan orang keturunan Chinese, tetapi kulit Wulan cukup putih untuk ukuran orang *********** Jadi Wulan melihat semacam ada kesamaan antara diri Wulan dengan wanita Jepang itu walau tentunya kulit Wulan tidak seputih mereka. Wanita Jepang juga memiliki kulit kemaluan, bibir-bibir memek yang berwarna gelap kecoklatan, mirip seperti kemaluan Wulan sendiri Wulan juga mendapatkan suatu situs di mana wanita-wanita muda Jepang mengisap ****** hingga muncrat dan air mani yang sangat banyak berleleran di mukanya yang berkulit putih. Wulan selalu panas dingin melihat itu. Kehidupan sex internet yang paling memabukkan Wulan adalah cerita-cerita nafsu di “Cerita Dewasa” dan melebihi segala suguhan gambar sex yang ada. Wulan sangat terangsang membaca cerita-cerita menakjubkan itu. Tidak Wulan sangka bahwa kehidupan sex orang-orang Indonesia dapat seliar dan juga seindah itu. Yang paling merangsang dan membuat Wulan agak histeris adalah cerita sex antara orang yang masih sedarah, seperti antara tante dengan keponakan, antara sepupu, saudara ipar, atau malah antara keponakan dan tantenya. Mungkin ini karena perasaan Wulan terhadap Adit keponakan Wulan. Di situs lain, Wulan pernah membaca cerita sexual antara keponakan dengan tantenya. Wulan sampai menangis membaca cerita itu, tetapi juga sekaligus merasakan birahi yang luar biasa. Ini tidak berarti bahwa Wulan berniat menyetubuhi keponakan Wulan sendiri, Wulan takut atas dosanya. Wulan kira kejadian berikutnya yang akan Wulan ceritakan adalah takdir yang tidak dapat Wulan hindarkan. Wulan begitu lemah dari godaan setan dan sangat menikmati apa yang Wulan perbuat. Kejadian itu adalah pada sore hari sekitar jam setengah empat, beberapa minggu setelah kejadian Wulan memergoki Adit beronani, kalau tidak salah dua atau tiga hari menjelang tahun baru. Sebelumnya Wulan baru menutup internet, membaca cerita-cerita di “Cerita Dewasa” dan melipat-lipat pakaian yang akan disetrika. Pada saat melipat pakaian yang akan disetrika itu akan selesai, Wulan mendengar ada ketukan pintu, ada tamu. Apa boleh buat, si tamu harus menunggu Wulan selesai. Sesudah selesai melipat pakaian, Wulan intip dari dalam, ternyata dia adalah Budi. Budi adalah suami dari ipar (adik suami) Wulan. Wulan sangat dekat dengan Dian, istri Budi. Wulan juga mempunyai hubungan baik dengan Budi. Ia berumur kira-kira 36 tahun, berwajah tampan dengan kulit putih dan Wulan akui lebih tampan dari suami Wulan. Perawakannya tidak tinggi, hanya sekitar 164 cm, hampir sama dengan tinggi Wulan. Melihat Budi di luar Wulan jadi agak terburu-buru.

Biasanya Wulan menemui orang yang bukan suami dan keponakan (atau wanita) selalu dengan mengenakan pakaian wanita rapi dan tertutup rapat. Karena terburu-buru dan tanpa Wulan sadari, Wulan hanya mengenakan baju tidur berkain halus warna putih sebatas lutut berlengan pendek dengan kancing-kancing di depan. Untung Wulan masih sempat mengenakan secarik kain selendang warna hitam untuk menutup kepala, seperti selendang tradisional yang diselempangkan di kepala hanya untuk menutup rambut. Leher Wulan terbuka dan telinga Wulan terlihat jelas. Apa boleh buat Wulan tidak dapat membiarkan Budi menunggu Wulan di depan rumah terlalu lama. Wulan membuka pintu. Budi tersenyum melihat Wulan walaupun Wulan tahu dia agak heran melihat Wulan tidak berpakaian seperti biasanya. “Apa kabar Wulan”, sapanya, “Saya membawakan titipan pakaian dari Dian”. “Eh, ayo masuk Bud, baru dari kantor ya ?”, dan Wulan persilakan dia masuk. Wulan lalu mengambil barang yang dibawa Budi dan meletakkannya di meja makan. Meja makan terletak di ruang tengah tidak jauh dari meja komputer. Dapur dapat terlihat jelas dari ruang tamu. Sambil duduk di sofa ruang tamu, Budi mengatakan “Saya tadi ketemu suamimu di kantor katanya baru pulang jam enam nanti”. Eh, Mana keponakanmu, Wulan ?”, kata Budi lagi. “Adit sedang main ke rumah teman dari siang tadi dan katanya mungkin baru pulang agak malam” kata Wulan. Tiba-tiba Wulan menyadari bahwa mereka hanya berdua saja. Wulan duduk di sofa di seberang dari kursi sofa yang diduduki Budi. Pada saat Wulan mulai duduk Wulan baru menyadari agak sulit untuk duduk dengan rapi dan tertutup dengan pakaian yang Wulan kenakan. Posisi alas duduk sofa cukup rendah sehingga pada saat duduk lutut terasa tinggi dibandingkan dengan pantat.

Jadi bagian bawah paha Wulan agak terangkat sedikit dan agak sulit tertutup sempurna dengan pakaian seperti yang Wulan kenakan dan pada saat duduk ujung pakaian tertarik ke atas lutut. Budi tampak agak terkesiap melihat Wulan. Sekilas ia melirik ke lutut dan paha Wulan yang memang putih dan tidak pernah kena sinar matahari (Wulan selalu berpakaian panjang ke luar rumah). Wulan agak malu dan canggung (Wulan kira Budi juga tampak agak canggung). Tetapi mereka sudah bukan remaja lagi dan dapat menguasai diri. “Apa kabar Dian, Bud”, tanya Wulan. “Dian beberapa hari ini kurang sehat, kira-kira sudah semingguan lah”, kata Budi. “Bagaimana Adit, Wulan ?, apa enggak ada pelajaran yang tertinggal ?”, Budi balik bertanya. “Yah, si Adit sudah mulai oke koq dengan pelajarannya. Mudah-mudahan saja sih prestasinya terus-terusan bagus”, Wulan jawab. Tiba-tiba Budi bilang ” Wah, kayak-kayaknya Adit semakin getol main komputernya yah Wulan, kan sudah SMA”. Deg perasaan Wulan, semua pengalaman internet jadi terbayang kembali. Terutama terbayang pada Adit saat beronani di depan komputernya. “Eh, kenapa kak Wulan, koq kaya seperti orang bingung sih ?”, Budi melihat perubahan sikap Wulan. “Ah, tidak apa-apa kok. Tapi si Adit memang sering sekali main komputer.” kata Wulan. Wulan mendadak merasakan keberduaan yang mendalam di ruangan itu. Wulan merasa semakin canggung dan ada perasaan berdebar. Untuk menghindar dari perasaan itu Wulan menawarkan minum pada Budi, “Wah lupa, kamu mau minum apa Bud ?”. “Kalau tidak merepotkan, Wulan minta kopi saja deh”, kata Budi. Wulan bangkit berdiri dari sofa. Tanpa Wulan sengaja, paha dan kaki Wulan sedikit terbuka pada saat Wulan bangun berdiri. Walaupun sekilas, Wulan melihat pandangan mata Budi melirik lagi ke paha Wulan, dan tampak agak gugup. Apakah dia sempat melihat bagian dalam paha saya?, pikir Wulan di dalam hati. “Tunggu sebentar ya..”, kata Wulan ke Budi. Sambil menuju ke kamar membawa pakaian titipan dari Dian, Wulan melirik sebentar ke arah Budi. Budi tampak tertunduk tetapi tampak ia mencuri pandang ke arah Wulan. Wulan tersadar bahwa penampilan pakaian Wulan yang tidak biasanya telah menarik perhatiannya. Terutama sekali mungkin karena posisi duduk Wulan tadi yang menyingkap bagian bawah pakaian Wulan. Wulan yang terbiasa berpakaian tertutup rapat, ternyata dengan pakaian seperti ini, yang sebenarnya masih terbilang sopan, telah mengganggu dan menggugah (sepertinya) perhatian Budi. Menyadari ini Wulan merasa berdebar-debar kembali, dan tubuh Wulan terasa seperti dialiri perasaan hangat. Tanpa sengaja Wulan melihat cermin lemari pakaian dan menyaksikan penampilan Wulan di kaca yang membuat Wulan terkesiap. Ternyata pakaian yang Wulan kenakan tidak dapat menyembunyikan pola pakaian dalam (bra dan celana dalam) yang Wulan kenakan. Celana dalam yang Wulan pakai terbuat dari bahan tipis berwarna putih sedangkan kutangnya berwarna hitam.

Karena pakaian yang Wulan kenakan berwarna putih dan terbuat dari bahan yang halus maka celana dalam dan bh tadi tampak terbayang dari luar. Ya ampun ., Wulan tidak menyadari, dan tentunya Budi dapat melihat dengan leluasa. Wulan menjadi merasa agak jengah. Tetapi entah mengapa ada perasaan lain yang muncul, Wulan merasa sexy dan ada perasaan puas bahwa Budi memperhatikan penampilan Wulan. Tubuh Wulan tampak ramping dengan kulit yang putih. Budi yang Wulan anggap sopan dan ramah itu ternyata memperhatikan tubuh dan penampilan Wulan. Wulan merasa nakal dan tiba-tiba perasaan birahi itu muncul sedikit demi sedikit. Bayang-bayang persetubuhan dan sex di internet melingkupi Wulan. Oh., bagaimana ini.. Aduh ., birahi ini, apa yang harus dilakukan. Wulan jadi tidak bisa berpikir lurus. Wulan berusaha menenangkan diri tetapi tidak berhasil. Akhirnya Wulan putuskan, Wulan akan melakukan sedikit permainan, dan lihat saja apa nanti yang akan terjadi. Wulan merasa jatuh ke dalam takdir. Dengan dada berdebar, perasaan malu, perasaan nakal, dan tangan agak gemetar, Wulan membuka kancing baju Wulan yang paling bawah. Bagian bawah dari baju Wulan sekarang tersibak hingga 15 cm di atas lutut.

Mungkin bukan seberapa, tetapi bagi Wulan sudah lebih dari cukup untuk merasakan kenakalan birahi. Satu lagi kancing baju yang paling atas Wulan buka sehingga bagian atas yang mulai menggunduk dari tetek Wulan mulai terlihat. Payudara Wulan cukup montok, berukuran 34B. Sambil berdebar-debar Wulan keluar kamar menuju dapur. “Wah maaf ya Bud, agak lama, sekarang Wulan buat dulu kopinya.” kata Wulan. Wulan dapat merasakan Budi memandang Wulan dengan perhatian yang lebih walaupun tetap sangat sopan. Ia tersenyum, tetapi lagi-lagi pandangannya menyambar bagian bawah tubuh Wulan. Wulan tahu bahwa untuk setiap langkah Wulan, pakaian bawah Wulan tersibak, sehingga ia dapat melihat bagian paha Wulan yang mulai sangat memutih, kira-kira 20 cm di atas lutut. Wulan merasa sangat sexy dan nakal, dibarengi dengan birahi. Saat itu Wulan tidak ingat lagi akan suami dan keponakan. Pikiran Wulan sudah mulai diselimuti oleh nafsu berahi. Wulan berpikir untuk menggoda Budi.

Wulan membuka lemari dapur dan membungkuk untuk mengambil tempat kopi dan gula. Wulan sengaja membungkukkan pinggang ke depan dengan menjaga kaki tetap lurus. Baju Wulan bagian belakang tertarik ke atas sekitar 20 cm di atas lipatan lutut dan celana dalam tercetak pada baju karena ketatnya. Wulan dapat merasakan Budi memandangi tubuh Wulan terutama pantat dan paha Wulan. Kepuasan melanda Wulan yang dapat menarik perhatian Budi. Wulan merasa Budi selalu melirik-lirik Wulan. Secangkir kopi yang masih panas Wulan bawa ke ruang tamu. Tepat di depan sofa ada meja pendek untuk meletakkan minuman. Wulan berjongkok persis di seberang Budi untuk meletakkan kopi. Wulan berjongkok dengan satu lutut di lantai sehingga posisi kaki agak terbuka. Samar-samar Wulan mendengar Budi mendesis. Sambil meletakkan kopi Wulan lirik dia, dan ternyata ia mencuri pandang ke arah paha-paha Wulan. Wulan yakin ia dapat melihat nyaris ke pangkal paha Wulan yang tertutup celana dalam putih. Sambil berjongkok seperti itu Wulan ajak dia ngobrol. “Ayo di minum kopinya Bud, nanti keburu dingin”, kata Wulan. “Oh, ya, ya, terima kasih”, kata Budi sambil mengambil kopi yang memang masih panas, sambil kembali pandangannya menyambar ke arah bagian dalam paha Wulan. Sekitar tiga menitan Wulan ngobrol dengan Budi membicarakan masalah kopi, sambil tetap menjaga posisi Wulan. Wulan lihat Budi mulai gelisah dan mukanya agak pucat.

Apakah ia terangsang, tanya Wulan dalam hati. Wulan kemudian bangkit dan duduk di sofa di tempat semula Wulan duduk. Wulan duduk dengan menyilangkan kaki dan menumpangkan paha yang satu ke atas paha yang lain. Wulan melihat lagi Budi sekilas melirik ke bagian tubuh Wulan . “Hemmhhh ..”, Wulan mendengar Budi menghela napas. Bagian bawah baju Wulan tertarik jauh ke atas hingga setengah paha, dan Wulan yakin Budi dapat melihat paha Wulan yang terangkat (di atas paha yang lain) hingga dekat ke pantat Wulan. Mereka terdiam beberapa saat. Secara perlahan Wulan merasakan memek Wulan mulai berdenyut. Suasana ini membuat Wulan mulai terangsang. Pandangan Wulan tanpa terasa menyaksikan sesuatu yang mengguncang dada. Wulan melihat mulai ada tonjolan di celana Budi di bagian dekat pangkal paha. Dada Wulan berdebar-debar dan darah terasa mendesir. Wulan tidak sanggup mengalihkan pandangan Wulan dari paha Budi. Astaga, tonjolan itu semakin nyata dan membesar hingga tercetaklah bentuk seperti batang pipa. Oh., ukuran tonjolan itu membuat Wulan mengejang. Wulan merasa malu tetapi juga dicengkeram perasaan birahi. Muka Wulan terasa memerah.

Wulan yakin Budi pasti menyaksikan Wulan memandangi tonjolan kontolnya. Untuk memecahkan suasana diam Wulan berusaha mencari omongan. Sebelumnya Wulan agak menyandar pada sofa dan menurunkan kaki Wulan dari kaki yang lain. Sekarang Wulan duduk biasa dengan paha sejajar agak terbuka. Bagian bawah baju Wulan tertarik ke atas. “Ehhheeehh”, terdengar desah Budi. Kini ia dapat melirik dan menyaksikan dengan leluasa kedua belah paha Wulan hingga bagian atas. Paha Wulan cukup berisi berwarna putih. Budi seolah tidak dapat mengalihkan pandangannya dari paha Wulan. Ohhhh .., Wulan lihat tonjolan di celananya tampak berdenyut. Wulan merasakan nafsu yang menggejolak dan pumya keinginan untuk meremas tonjolan itu. “Eh .. Bud, kenapa kamu? Kamu kok kayaknya pucat lho”, astaga suara Wulan terdengar gemetar. “Ah..,Wulan .., enggak … apa-apa kok”, suara Budi terputus-putus, wajahnya agak tersipu, merah dan tampak pucat. “Itu kok ada tonjolan, memangnya kamu kenapa?”, kata Wulan sambil menggangukkan kepala ke tonjolan di celananya. Ahh, Wulan malu sekali waktu mengucapkan itu, tapi nafsu Wulan mengalahkan semua pikiran normal. “Ehh.., euuuh., oh yahh ., ini lho, penampilan Wulan beda sekali dengan biasanya” kata Budi jujur sambil terbata-bata. Wulan paksakan diri untuk mengatakan. “Apa Budi tertarik . terangsang .. melihat Wulan?”. “Ahh, saya nggak bisa bohong, penampilan Wulan .. eh . tidak biasanya.

Wulan mesti sudah bisa lihat kalau saya terangsang. Kita kan sudah bukan keponakan kecil lagi” kata Budi. Tiba-tiba saja Budi berdiri dan duduk di sebelah Wulan. “Wulan, . eh saya mohon mohon maaf, tapi saya tidak sanggup menahan perasaan. Wulan jangan marah … ” begitu saja meluncur kata-kata itu dari Budi. Ia mengucapkan dengan sangat perasaan dan sopan. Wulan terlongong-longong saja mendengar kata – katanya.. “Ahh .. Bud .”, hanya itu kata yang terucap dari mulut Wulan. Dengan beraninya Budi mulai memegang tangan kanan Wulan dan mengusap-usapnya dengan lembut. Diangkatnya tangan Wulan dan diciumi dengan lembut. Dan yang menggairahkan Wulan, jari-jari tangan Wulan dijilat dan dihisapnya. Wulan terbuai dan terangsang oleh perbuatannya. Tiba-tiba saja diletakkannya tangan Wulan tepat di atas kontolnya yang menonjol. Tangan Wulan terasa mengejang menyentuh benda yang keras dan liat tersebut. Terasa ****** Budi bergerak-gerak menggeliat akibat sentuhan dan remasan tangan Wulan. “Eehhmm.” Budi mendesah. Tanpa terasa Wulan mulai meremas-remas tonjolan itu, dan ****** batang Budi terasa semakin bergerak-gerak. “Oooh Wulan, eeehhhmmm … ohhgg, nikmaat sekali .”, Budi mengerang. “Eeehhh . jangan terlalu keras meremasnya, ahh .. diusap-usap saja, saya takut tidak kuat nahannya”, bisik Budi dengan suara gemetar. Budi mulai membelai kepala Wulan dengan kedua tangannya. “Kak Wulan lehernya putih sekali”, katanya lagi. Wulan merasa senang mendengar ucapannya. Dibelainya rambut Wulan dengan lembut sambil menatap muka Wulan.

Wulan bergetar memandang tatapannya dan tidak mampu melawan pandangannya. Budi mulai menciumi pipi Wulan. Dikecupnya kedua mata Wulan mesra. Digesek-gesekkannya hidungnya ke hidung Wulan ke bibir Wulan berlama-lama bergantian. Saat itu tidak hanya birahi yang melanda Wulan .. tetapi juga perasaan Wulanng yang muncul. Ditempelkannya bibirnya ke bibir Wulan dan digesek-gesekkan. Rasa geli dan panas terasa menjalar merambat dari bibir Wulan ke seluruh tubuh dan bermuara ke daerah selangkangan. Wulan benar-benar terbuai. Wulan tidak lagi mengusap-usap kontolnya dari balik celana, tetapi kedua lengan Wulan sudah melingkari lehernya tanpa sadar. Mata Wulan terpejam erat-erat menikmati cumbuannya. Tiba-tiba terasa lidahnya menerobos masuk mulut Wulan dan dijulurkannya menyentuh ujung lidah Wulan. Dijilatinya lidah Wulan dengan lidahnya. “Eenggghh ..” Tanpa sadar Wulan menjulurkan lidah Wulan juga. Kini mereka saling menjilat dan napas Wulan tersengal-sengal menikmati kelezatan rangsangan pada mulut Wulan. Air ludah Wulan yang mengalir dijilati oleh Budi. Seperti orang kehausan, ia menjilati lidah dan daerah bibir Wulan. “Aaauungghh .. ooohhhh…”, Wulan mulai mengerang-erang. Napas Budi juga terdengar memburu, “Heeeghh… hhnghh”, ia mulai mendesah-desah. Muka mereka sekarang berlepotan ludah, bau ludah tercium tetapi sangat Wulan nikmati.

Dikenyot-kenyotnya lidah Wulan kini sambil menjelajahkan lidahnya di rongga mulut Wulan. Wulan membuka mulut Wulan selebar-lebarnya untuk memudahkan Budi. Sekali-kali ia menghirup cairan ludah Wulan. Wulan tidak menyangka, laki-laki yang sehari-hari tampak sopan ini sangat menggila di dalam sex. Dijilat-jilatnya juga leher Wulan. Sekali-kali leher Wulan digigit-gigit. Ohhh .., alangkah nikmatnya, Wulan sangat menikmati yang ia lakukan pada Wulan. Tiba-tiba Budi menghentikan aktivitasnya, “Wulan, pakaiannya saya buka yaahh”. Tanpa menunggu jawaban Wulan, ia mulai membuka kancing-kancing baju dari atas hingga ke bawah. Dilepaskannya baju Wulan. Sekarang Wulan tergolek bersandar di sofa hanya dengan BH dan celana dalam saja beralaskan baju yang sudah terlepas. “Indah sekali badan Wulan. Putih sekali”, katanya. Diusap-usapnya perut Wulan.Diciumnya lembut perut Wulan dan dijilatnya sedikit pusar Wulan. Rasa geli dan nikmat menjalar dari pusar dan kembali bermuara di daerah kemaluan Wulan. Budi mengalihkan perhatiannya ke tetek Wulan. Diusap-usapnya tetek Wulan dari balik BH. Perasaan geli tetapi nyaman terasa pada tetek Wulan. Tanpa diminta Wulan buka BH sendiri. Kini kedua tetek Wulan terpampang tanpa penutup. Bayu memandangi kedua gundukan di dada Wulan dengan muka serius.

Tetek Wulan yang montok dan kenyal dengan pentil berwarna coklat muda. Kemudian ia mulai membelai-belai kedua tetek Wulan. Merinding nikmat terasa tetek Wulan. Semakin lama belaiannya berubah menjadi pijitan-pijitan penuh nafsu. Kenikmatan terasa menerjang kedua tetek Wulan. Wulan mengerang-erang menahan rasa nikmat ini. Kini dijilatinya pentil tetek yang sebelah kanan. Tidak puas dengan itu dikenyotnya pentil tadi dalam-dalam sambil meremas-remas tetek. Wulan tidak dapat menahan nikmat dan tanpa terasa tubuh Wulan menggeliat-geliat liar. Cairan terasa merembes keluar memek Wulan dan membasahi celana dalam yang Wulan kenakan. Kini Budi berpindah ke tetek dan pentil Wulan yang sebelah kiri dan melakukan hal yang sama. Dikenyutnya pentil Wulan sambil digigit-gigit, dan diremas-remasnya pula kedua tetek Wulan. Perasaan nikmat membakar tetek Wulan dan semakin lama rasa nikmat itu menjalar ke lubang memek Wulan. memek Wulan terasa basah kuyup oleh cairan yang keluar. Wulan mengerang-erang dan mengaduh-aduh menahan nikmat, “Oooohh Buuuud..”. Tangan Budi sekarang menjalar ke bagian celana dalam Wulan. “Ahhh, Wulan celananya sudah basah sekali”, kata Budi. “Enghh, iya Buud.., Wulan sudah sangat terangsang, ooohhh, nikmat sekali”, kata Wulan. Tepat di bagian depan memek Wulan, jari-jarinya membelai-belai bibir memek melalui celana dalam. Rasa geli bercampur nimat yang luar biasa menerjang memek Wulan. Wulan tidak dapat menahan rasa nikmat ini, dan mengerang -erang. Kemudian Budi menarik dan melepas celana Wulan. Kini Wulan tergeletak menyandar di sofa tanpa busana sama sekali. “Ohh, indah sekali”, kata Budi. Diusap-usapnya rambut jembut Wulan yang jarang-jarang itu. “Sangat merangsang lan”, kata Budi. Dibukanya kedua belah paha Wulan, dan didorong hingga lutut Wulan menempel di perut dan dada. Bibir-bibir memek Wulan kini terbuka lebar dan dapat Wulan rasakan lubang memek Wulan terbuka.

Wulan merasa ada cairan merembes keluar dari dalam lubang memek. Wulan sudah sangat terangsang. Tiba-tiba saja Budi berlutut di lantai dan ohhhhh, diciumnya memek Wulan. “Ahh, jangan Bud, malu…”, kata Wulan kagok. Budi tidak perduli. Dijilatinya memek Wulan. Perasaan nikmat menyerbu daerah selangkangan Wulan. Wulan tidak dapat berkata apa-apa lagi dan hanya menikmati yang dia lakukan. Dijilatinya kelentit Wulan, dan sekali-sekali dijulurkannya lidahnya masuk ke lubang memek yang sudah sangat basah itu. Ujung lidah Budi keluar masuk lubang kenikmatan Wulan, kemudian berpindah ke kelentit, terus berganti-ganti. Tangan Budi meremas-remas tetek Wulan dengan bernafsu. Slerp, slerp .., bunyi lidah dan mulutnya di memek Wulan. Kenikmatan semakin memuncak di memek Wulan, dan terasa menembus masuk hingga ke perut dan otak Wulan. Wulan tidak mampu lagi menahannya. Kedua kaki Wulan mengejang-ngejang, Wulan menjepit kepala Budi dengan tangan dan Wulan tarik sekuat-kuatnya ke memek Wulan. Wulan gosok-gosokkan mukanya ke memek Wulan. “Oooh, Buuud, Wulan keluar, ooooohhh …, nikmat sekali, oohhhh” Wulan menjerit dan mengerang tanpa Wulan tahan lagi. Rasa nikmat yang tajam seolah menusuk-nusuk memek dan menjalar ke seluruh tubuh. Terpaan nikmat itu melanda, dan tubuh Wulan terasa mengejang beberapa saat. Sesudah kenikmatan itu lewat, tubuh Wulan terasa lemah tetapi lega dan ringan. Kaki Wulan terjuntai lemah. Budi sudah berdiri. Ia kini melepas seluruh bajunya. Celana panjang dipelorotkannya ke bawah dan dilepas bersama dengan celana dalamnya. Oohhhhh, tampak pemandangan yang luar biasa. Budi ternyata memiliki ****** yang besar, tidak sesuai dengan badannya yang sedang-sedang ukurannya. ****** itu berwarna coklat kemerahan. Suami Wulan bertubuh lebih besar dari Budi, tetapi ****** Budi ternyata luar biasa. Astaga, ia mengocok-kocok ****** itu yang berdiri kaku dan terlihat mengkedut – kedut. Kepala kontolnya tampak basah karena cairan dari lubang kencingnya. Tanpa Wulan sadari, tangan Wulan menjulur maju dan membelai ****** itu. Ogghhh besarnya, dan alangkah kerasnya. Wulan remas kepalanya, oohhhh .. Keras sekali, Wulan peras-peras kepalanya.

Budi mengejang-ngejang dan keluar cairan bening menetes-netes dari lubang di kepala kontolnya. “Ahhhhh, jangan Wulan, saya nggak tahan, nanti saya muncrat keluar”, bisiknya sambil mengerang. “Saya mau keluarkan di dalam memek Wulan saja, boleh yahhh ?”, kata Budi lagi. “Ahh, iya, Buud .., cepetan masukin ke memek Wulan, ayoohh”, kata Wulan. ****** yang keras itu Wulan tarik dan tempelkan persis di depan lubang memek Wulan yang basah kuyup oleh cairan memek dan ludah Budi. Tidak sabar Wulan rangkul pantat Budi, Wulan jepit pula dengan kedua kaki Wulan, dan Wulan paksa tekan pinggulnya. Ahhhhh, lubang memek Wulan terasa terdesak oleh benda yang sangat besar, ohhhh dinding-dinding memek Wulan terasa meregang. Kenikmatan mendera memek Wulan kembali. ****** itu terus masuk menembus sedalam-dalamnya. Dasar lubang memek Wulan sudah tercapai, tetapi ****** itu masih lebih panjang lagi. Belum pernah Wulan merasakan sensasi kenikmatan seperti ini. Wulan hanya tergolek menikmati kebesaran ****** itu. Budi mulai meremas-remas tetek Wulan dengan kedua tangannya. Tiba-tiba ****** itu mengenjot memek Wulan keluar masuk dengan cepatnya. Wulan tidak mampu menahannya lagi, orgasme kembali melanda, sementara ****** itu tetap keluar masuk dipompa dengan cepat dan bertenaga oleh Budi. “Aduuuhh, Buud, nikmat sekali.., aku nggak kuat lagi ..”. Wulan merengek-rengek karena nikmatnya. “Hheehhhheh, sebentar lagi saya keluaaaar lan ..”, kata Budi. Kocokannya semakin menjadi-jadi. Tiba-tiba terasa tubuhnya menegang. “Ahhhuuuggh, saya keluar laan .”, erang Budi tertahan-tahan. ****** Budi terbernam sedalam-dalamnya. Crut .. cruutt . crutt, Wulan merasakan ada cairan hangat menyemprot jauh di dalam memek Wulan seolah tanpa henti. Budi memeluk Wulan erat-erat sambil menyemprotkan cairan maninya didalam memekku. Mukanya tampak menegang menahan kenikmatan. Ada sekitar satu menit ia meregang nikmat sambil memeluk Wulan. Sesudah itu Budi menghela napas panjang. “Saya tidak tahu apakah saya menyesal atau tidak, … tapi yang tadi sangat nikmat. Terima kasih Wulan”. Diciuminya muka Wulan. Wulan tidak dapat berkata apa-apa. Air mata Wulan menetes keluar. Wulan sangat menyesali yang telah terjadi, tetapi Wulan juga menikmatinya sangat mendalam.

Saat itu Wulan juga merasakan penyesalan Budi. Wulan tahu ia sangat menyayangi Dian istrinya. Tetapi nasi sudah menjadi bubur. Sejak kejadian itu, mereka hanya pernah mengulangi bersetubuh satu kali. Itu mereka lakukan kira-kira di minggu ketiga bulan Januari. Yang kedua itu mereka melakukannya juga dengan menggebu-gebu. Sejak itu mereka tidak pernah melakukannya lagi hingga kini. Mereka masih sering bertemu, dan berpandangan penuh arti. Tetapi mereka tidak pernah sungguh-sungguh untuk mencari kesempatan melakukannya. Wulan masih terus didera nafsu sex setiap hari. Wulan masih terus bermain dengan internet dan menjelajahi dunia sex internet. Wulan terus berusaha menekan birahi, tetapi Wulan merasa tidak mampu. Mungkin suatu saat Wulan nanti Wulan akan melakukannya lagi dengan Budi, dengan segala perasaan dan kegalauan yang menyertai.

Keinginan keras wulan untuk tak mudah tergoda menjadi istri yang tergoda dengan hubungan seks yang bersensasi, sulit untuk terwujud karena si ponakan tinggal dirumah sendiri, ini hanya terjadi bila tidak ada yang mengundang untuk menggoda.

Efek Cerita Dewasa 17 Tahun

| comments

cerita panas dewasa

Efek Cerita Dewasa 17 Tahun melalui pikiran yang mengatakan bahwa cerita panas dewasa 17 tahun ialah hal-hal yang bersinggungan kegiatan seksual karena pandangan kebanyakan masyarakat mengidentikkan 17 tahun dengan kematangan seksual melalui cerita dewasa.

Namun, proses tersebut menjadikan mereka bisa lebih dewasa dalam menghadapi berbagai situasi dan membuat mereka menjadi lebih siap akan risiko atas berbagai pilihan dan keputusan yang mereka ambil. Efek positifnya, mereka bisa jadi lebih mudah memahami karakter orang, bisa lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan, lebih mudah menyelesaikan masalah, bahkan bisa menjadi motivasi untuk menunjukkan bahwa mereka bisa berprestasi dan tidak pantas untuk diintimidasi.

Sementara itu, efek negatifnya, yaitu mereka menjadi pribadi yang introvert dan lebih suka menyendiri, menjadi susah bergaul dan bersikap apatis terhadap lingkungan, mengalami gangguan kejiwaan, bahkan dampak ekstremnya mereka bisa mendendam dan menjadikan pelaku intimidasi sebagai kuman yang harus dibasmi, musuh yang mesti dibunuh.

Cerita tersebut merupakan berbagai cerita dewasa 17 tahun yang banyak terjadi di Barat. Kita ketahui pula dari para artis papan atas dunia yang sempat mengalami intimidasi ketika mereka bersekolah dulu. Usia 17 tahun memberikan cerita tersendiri bagi mereka dalam merumuskan tujuan hidupnya kemudian.

Lain lagi jika di Indonesia. Cerita dewasa 17 tahun penuh dengan sensasi-sensasi seksualitas. Penuh gairah dan berahi. Terlebih dengan bacaan-bacaan berbentuk novel atau majalah yang berisi mengenai pengalaman kegiatan seksual yang dialami ketika berusia 17 tahun, atau menjelang usia 17 tahun. Kisah-kisah pelecehan, pemerkosaan, atau hubungan seksual yang dilakukan karena suka sama suka, ada pula yang dilakukan karena kebutuhan akan materi atau sekadar mencari sosok (biasanya ayah) selalu mewarnai cerita 17 tahun.

Banyak kisah yang berbicara mengenai cerita dewasa 17 tahun di berbagai kota di Indonesia. Cerita dewasa 17 tahun yang berhubungan dengan masalah seksualitas ialah cerita yang paling banyak dikisahkan. Mereka yang mengalami pengalaman seksualitas pada usia 17 tahun memang kebanyakan karena faktor keterpaksaan. Meskipun saat ini, sudah banyak pula pengalaman seksualitas yang disebabkan suka sama suka yang dilakukan kaum remaja usia 17 tahun.

Biasanya, mereka yang memiliki pengalaman seksualitas pada usia 17 tahun, dalam hal ini perempuan, mengalami bentuk-bentuk kegiatan seksual yang mengarah pada kriminalitas. Rata-rata melakukan hubungan seksual karena mendapat pelecehan seksual, diperkosa, atau dijual untuk mendapatkan materi yang sebenarnya relatif kecil. Pelecehan seksual yang dialami biasanya disertai tekanan atau berada dalam ancaman.

Pada awalnya, disentuhnya organ vital perempuan. Kemudian, menggesek-gesekkan alat kelamin pria pada alat kelamin perempuan. Jika dilakukan terus menerus, akan terjadi penetrasi antara kelamin pria dan perempuan. Bukan tidak mungkin hubungan seksual yang terjadi akhirnya tak hanya dilakukan sekali. Meski dilakukan berulang kali, namun bukan berarti korban (perempuan) menerima dan menikmatinya.

Perlakuan yang disertai ancaman biasanya menyebabkan korban tidak berani untuk mengadukan apa yang dialaminya secara terus terang. Itu sebabnya banyak dijumpai kasus pelecehan seksual yang berakhir dengan kehamilan. Terlebih lagi dengan kasus pemerkosaan, biasanya disertai tindakan fisik lainnya seperti penyiksaan atau pembiusan. Bahkan, tak sedikit kasus pemerkosaan disertai pembunuhan.

Ada cerita dewasa 17 tahun lainnya, yaitu hubungan seksual yang dilakukan karena motif suka sama suka. Dalam kasus ini, tidak ada pihak yang mesti diprioritaskan untuk disalahkan. Kebanyakan dalam kasus suka sama suka, pihak laki-lakilah yang disalahkan karena merayu pasangan (perempuan) agar mau melakukan hubungan seksual. Padahal, bisa saja justru pihak perempuanlah yang “mengundang” terjadinya hubungan seksual tersebut.

Bermula dari kegiatan pacaran yang terlalu berlebihan dan keliru dalam menyalurkan rasa cintanya, maka hubungan seksual bisa terjadi. Selain itu, pendidikan tentang seks pun acapkali dikesampingkan dan dianggap tabu untuk dibincangkan di dalam keluarga oleh masyarakat kita. Rata-rata, remaja kota telah melakukan hubungan seksual dengan pacarnya. Bermula dari pegangan tangan, kemudian “belajar” cium-mencium, disertai tingkat emosi yang masih labil pada kaum remaja, menyebabkan mereka tidak mampu mengendalikan berahi sehingga terjadilah hubungan seksual dengan alasan pengungkapan cinta terhadap kekasih.

Dalam hubungan pertemanan, seringkali cerita-cerita seputar kegiatan seksual selalu topik menarik. Mereka saling berbagi cerita dewasa 17 tahun yang identik dengan masalah seksualitas. Itu sebabnya, cerita dewasa 17 tahun selalu identik dengan masalah seksualitas. Sesungguhnya banyak kisah yang disampaikan dalam cerita dewasa 17 tahun.

Namun, kecenderungan perilaku yang selalu mengarah pada kegiatan seksual lah yang pada akhirnya “menitikberatkan” cerita dewasa 17 tahun sama dengan cerita seksual. Kisah remaja usia 17 tahun di Barat yang mengisahkan begitu banyak hal yang dialami dalam upaya pencarian jati diri dan pertanyaan-pertanyaan mengenai tujuan hidup, mestilah menjadi inspirasi dalam banyaknya cerita dewasa 17 tahun.

Cerita Dewasa Putri Ibu Kost

| comments

Cerita dewasa putri ibu kost. Baik kisah dewasa maupun cerita dewasa dituliskan secara mendetail dan komprehensif dari awal hingga akhir secara kronologis. Tak hanya bercerita, bahkan tiap obrolan pun dituliskan dengan baik. Liputan terbaru fenomena ini sangat unik dan menarik. Tapi tak sedikit kisah dewasa dan cerita dewasa yang ada di internet hanya sekadar hoax atau bohong belaka. Namun tidak menutup kemungkinan jika kisah dewasa dan cerita dewasa tersebut adalah pengalam pribadi yang benar-benar terjadi. Langsung saja simak Cerita dewasa putri ibu kost berikut :

cerita dewasa

Waktu itu usiaku 23 tahun. Aku duduk di tingkat akhir suatu perguruan tinggi teknik di kota Bandung. Wajahku ganteng. Badanku tinggi dan tegap, mungkin karena aku selalu berolahraga seminggu tiga kali. Teman-¬temanku bilang, kalau aku bermobil pasti banyak cewek yang dengan sukahati menempel padaku. Aku sendiri sudah punya pacar.

Kami pacaran secara serius. Baik orang tuaku maupun orang tuanya sudah setuju kami nanti menikah. Tempat kos-ku dan tempat kos-nya hanya berjarak sekitar 700 m. Aku sendiri sudah dipegangi kunci kamar kosnya. Walaupun demikian bukan berarti aku sudah berpacaran tanpa batas dengannya. Dalam masalah pacaran, kami sudah saling cium-ciuman, gumul-gumulan, dan remas-remasan. Namun semua itu kami lakukan dengan masih berpakaian. Toh walaupun hanya begitu, kalau “voltase’-ku sudah amat tinggi, aku dapat ‘muntah” juga. Dia adalah seorang yang menjaga keperawanan sampai dengan menikah, karena itu dia tidak mau berhubungan sex sebelum menikah. Aku menghargai prinsipnya tersebut. Karena aku belum pernah pacaran sebelumnya, maka sampai saat itu aku belum pernah merasakan memek perempuan.

Pacarku seorang anak bungsu. Kecuali kolokan, dia juga seorang penakut, sehingga sampai jam 10 malam minta ditemani. Sehabis mandi sore, aku pergi ke kosnya. Sampai dia berangkat tidur. aku belajar atau menulis tugas akhir dan dia belajar atau mengerjakan tugas-tugas kuliahnya di ruang tamu. Kamar kos-nya sendiri berukuran cukup besar, yakni 3mX6m. Kamar sebesar itu disekat dengan triplex menjadi ruang tamu dengan ukuran 3mX2.5m dan ruang tidur dengan ukuran 3mX3.5m. Lobang pintu di antara kedua ruang itu hanya ditutup dengan kain korden.

lbu kost-nya mempunyai empat anak, semua perempuan. Semua manis-manis sebagaimana kebanyakan perempuan Sunda. Anak yang pertama sudah menikah, anak yang kedua duduk di kelas 3 SMA, anak ketiga kelas I SMA, dan anak bungsu masih di SMP. Menurut desas-desus yang sampai di telingaku, menikahnya anak pertama adalah karena hamil duluan. Kemudian anak yang kedua pun sudah mempunyai prestasi. Nama panggilannya Ika. Dia dikabarkan sudah pernah hamil dengan pacarya, namun digugurkan. Menurut penilaianku, Ika seorang playgirl. Walaupun sudah punya pacar, pacarnya kuliah di suatu politeknik, namun dia suka mejeng dan menggoda laki-laki lain yang kelihatan keren. Kalau aku datang ke kos pacarku, dia pun suka mejeng dan bersikap genit dalam menyapaku.

lka memang mojang Sunda yang amat aduhai. Usianya akan 18 tahun. Tingginya 160 cm. Kulitnya berwarna kuning langsat dan kelihatan licin. Badannya kenyal dan berisi. Pinggangnya ramping. Buah dadanya padat dan besar membusung. Pinggulnya besar, kecuali melebar dengan indahnya juga pantatnya membusung dengan montoknya. Untuk gadis seusia dia, mungkin payudara dan pinggul yang sudah terbentuk sedemikian indahnya karena terbiasa dinaiki dan digumuli oleh pacarnya. Paha dan betisnya bagus dan mulus. Lehernya jenjang. Matanya bagus. Hidungnya mungil dan sedikit mancung. Bibirnya mempunyai garis yang sexy dan sensual, sehingga kalau memakai lipstik tidak perlu membuat garis baru, tinggal mengikuti batas bibir yang sudah ada. Rambutnya lebat yang dipotong bob dengan indahnya.

Sore itu sehabis mandi aku ke kos pacarku seperti biasanya. Di teras rumah tampak Ika sedang mengobrol dengan dua orang adiknya. Ika mengenakan baju atas ‘you can see’ dan rok span yang pendek dan ketat sehingga lengan, paha dan betisnya yang mulus itu dipertontonkan dengan jelasnya.

“Mas Bob, ngapel ke Mbak Dina? Wah… sedang nggak ada tuh. Tadi pergi sama dua temannya. Katanya mau bikin tugas,” sapa Ika dengan centilnya.

“He… masa?” balasku.

“Iya… Sudah, ngapelin Ika sajalah Mas Bob,” kata Ika dengan senyum menggoda. Edan! Cewek Sunda satu ini benar-benar menggoda hasrat. Kalau mau mengajak beneran aku tidak menolak nih, he-he-he…

“Ah, neng Ika macam-macam saja…,” tanggapanku sok menjaga wibawa. “Kak Dai belum datang?”

Pacar Ika namanya Daniel, namun Ika memanggilnya Kak Dai. Mungkin Dai adalah panggilan akrab atau panggilan masa kecil si Daniel. Daniel berasal dan Bogor. Dia ngapeli anak yang masih SMA macam minum obat saja. Dan pulang kuliah sampai malam hari. Lebih hebat dan aku, dan selama ngapel waktu dia habiskan untuk ngobrol. Atau kalau setelah waktu isya, dia masuk ke kamar Ika. Kapan dia punya kesempatan belajar?

“Wah… dua bulan ini saya menjadi singgel lagi. Kak Dai lagi kerja praktek di Riau. Makanya carikan teman Mas Bob buat menemani Ika dong, biar Ika tidak kesepian… Tapi yang keren lho,” kata Ika dengan suara yang amat manja. Edan si playgirl Sunda mi. Dia bukan tipe orang yang ngomong begitu bukan sekedar bercanda, namun tipe orang yang suka nyerempet-nyerempet hat yang berbahaya.

“Neng Ika ini… Nanti Kak Dainya ngamuk dong.”

“Kak Dai kan tidak akan tahu…”

Aku kembali memaki dalam hati. Perempuan Sunda macam Ika ini memang enak ditiduri. Enak digenjot dan dinikmati kekenyalan bagian-bagian tubuhnya.

Aku mengeluarkan kunci dan membuka pintu kamar kos Dina. Di atas meja pendek di ruang tamu ada sehelai memo dari Dina. Sambil membuka jendela ruang depan dan ruang tidur, kubaca isi memo tadi. ‘Mas Bobby, gue ngerjain tugas kelompok bersama Niken dan Wiwin. Tugasnya banyak, jadi gue malam ini tidak pulang. Gue tidur di rumah Wiwin. Di kulkas ada jeruk, ambil saja. Soen sayang, Dina’

Aku mengambil bukuku yang sehari-harinya kutinggal di tempat kos Di. Sambil menyetel radio dengan suara perlahan, aku mulai membaca buku itu. Biarlah aku belajar di situ sampai jam sepuluh malam.

Sedang asyik belajar, sekitar jam setengah sembilan malam pintu diketok dan luar. Tok-tok-tok…

Kusingkapkan korden jendela ruang tamu yang telah kututup pada jam delapan malam tadi, sesuai dengan kebiasaan pacarku. Sepertinya Ika yang berdiri di depan pintu.

“Mbak Di… Mbak Dina…,” terdengar suara Ika memanggil-manggil dan luar. Aku membuka pintu.

“Mbak Dina sudah pulang?” tanya Ika.

“Belum. Hari ini Dina tidak pulang. Tidur di rumah temannya karena banyak tugas. Ada apa?”

“Mau pinjam kalkulator, mas Bob. Sebentar saja. Buat bikin pe-er.”

“Ng… bolehlah. Pakai kalkulatorku saja, asal cepat kembali.”

“Beres deh mas Bob. Ika berjanji,” kata Ika dengan genit. Bibirnya tersenyum manis, dan pandang matanya menggoda menggemaskan.

Kuberikan kalkulatorku pada Ika. Ketika berbalik, kutatap tajam-tajam tubuhnya yang aduhai. Pinggulnya yang melebar dan montok itu menggial ke kiri-kanan, seolah menantang diriku untuk meremas¬-remasnya. Sialan! Kontholku jadi berdiri. Si ‘boy-ku ini responsif sekali kalau ada cewek cakep yang enak digenjot.

Sepeninggal Ika, sesaat aku tidak dapat berkonsentrasi. Namun kemudian kuusir pikiran yang tidak-tidak itu. Kuteruskan kembali membaca textbook yang menunjang penulisan tugas sarjana itu.

Tok-tok-tok! Baru sekitar limabelas menit pintu kembali diketok.

“Mas Bob… Mas Bob…,” terdengar Ika memanggil lirih.

Pintu kubuka. Mendadak kontholku mengeras lagi. Di depan pintu berdiri Ika dengan senyum genitnya. Bajunya bukan atasan ‘you can see’ yang dipakai sebelumnya. Dia menggunakan baju yang hanya setinggi separuh dada dengan ikatan tali ke pundaknya. Baju tersebut berwarna kuning muda dan berbahan mengkilat. Dadanya tampak membusung dengan gagahnya, yang ujungnya menonjol dengan tajam dan batik bajunya. Sepertinya dia tidak memakai BH. Juga, bau harum sekarang terpancar dan tubuhnya. Tadi, bau parfum harum semacam ini tidak tercium sama sekali, berarti datang yang kali ini si Ika menyempatkan diri memakai parfum. Kali ini bibirnya pun dipolesi lipstik pink.

“Ini kalkulatornya, Mas Bob,” kata Ika manja, membuyarkan keterpanaanku.

“Sudah selesai. Neng Ika?” tanyaku basa-basi.

“Sudah Mas Bob, namun boleh Ika minta diajari Matematika?”

“0, boleh saja kalau sekiranya bisa.”

Tanpa kupersilakan Ika menyelonong masuk dan membuka buku matematika di atas meja tamu yang rendah. Ruang tamu kamar kos pacarku itu tanpa kursi. Hanya digelari karpet tebal dan sebuah meja pendek dengan di salah satu sisinya terpasang rak buku. Aku pun duduk di hadapannya, sementara pintu masuk tertutup dengan sendirinya dengan perlahan. Memang pintu kamar kos pacarku kalau mau disengaja terbuka harus diganjal potongan kayu kecil.

“Ini mas Bob, Ika ada soal tentang bunga majemuk yang tidak tahu cara penyelesaiannya.” Ika mencari-cari halaman buku yang akan ditanyakannya.

Menunggu halaman itu ditemukan, mataku mencari kesempatan melihat ke dadanya. Amboi! Benar, Ika tidak memakai bra. Dalam posisi agak menunduk, kedua gundukan payudaranya kelihatan sangat jelas. Sungguh padat, mulus, dan indah. Kontholku terasa mengeras dan sedikit berdenyut-denyut.

Halaman yang dicari ketemu. Ika dengan centilnya membaca soal tersebut. Soalnya cukup mudah. Aku menerangkan sedikit dan memberitahu rumusnya, kemudian Ika menghitungnya. Sambil menunggu Ika menghitung, mataku mencuri pandang ke buah dada Ika. Uhhh… ranum dan segarnya.

“Kok sepi? Mamah, Ema, dan Nur sudah tidur?” tanyaku sambil menelan ludah. Kalau bapaknya tidak aku tanyakan karena dia bekerja di Cirebon yang pulangnya setiap akhir pekan.

“Sudah. Mamah sudah tidur jam setengah delapan tadi. Kemudian Erna dan Nur berangkat tidur waktu Ika bermain-main kalkulator tadi,” jawab Ika dengan tatapan mata yang menggoda.

Hasratku mulai naik. Kenapa tidak kusetubuhi saja si Ika. Mumpung sepi. Orang-orang di rumahnya sudah tidur. Kamar kos sebelah sudah sepi dan sudah mati lampunya. Berarti penghuninya juga sudah tidur. Kalau kupaksa dia meladeni hasratku, tenaganya tidak akan berarti dalam melawanku. Tetapi mengapa dia akan melawanku? jangan-jangan dia ke sini justru ingin bersetubuh denganku. Soal tanya Matematika, itu hanya sebagai atasan saja. Bukankah dia menyempatkan ganti baju, dari atasan you can see ke atasan yang memamerkan separuh payudaranya? Bukankah dia datang lagi dengan menyempatkan tidak memakai bra? Bukankah dia datang lagi dengan menyempatkan memakai parfum dan lipstik? Apa lagi artinya kalau tidak menyodorkan din?

Tiba-tiba Ika bangkit dan duduk di sebelah kananku.

“Mas Bob… ini benar nggak?” tanya Ika.

Ada kekeliruan di tengah jalan saat Ika menghitung. Antara konsentrasi dan menahan nafsu yang tengah berkecamuk, aku mengambil pensil dan menjelaskan kekeliruannya. Tiba-tiba Ika lebih mendekat ke arahku, seolah mau memperhatikan hal yang kujelaskan dan jarak yang lebih dekat. Akibatnya… gumpalan daging yang membusung di dadanya itu menekan lengan tangan kananku. Terasa hangat dan lunak, namun ketika dia lebih menekanku terasa lebih kenyal.

Dengan sengaja lenganku kutekankan ke payudaranya.

“Ih… Mas Bob nakal deh tangannya,” katanya sambil merengut manja. Dia pura-pura menjauh.

“Lho, yang salah kan Neng Ika duluan. Buah dadanya menyodok-nyodok lenganku,” jawabku.

lka cemberut. Dia mengambil buku dan kembali duduk di hadapanku. Dia terlihat kembali membetulkan yang kesalahan, namun menurut perasaanku itu hanya berpura-pura saja. Aku merasa semakin ditantang. Kenapa aku tidak berani? Memangnya aku impoten? Dia sudah berani datang ke sini malam-malam sendirian. Dia menyempatkan pakai parfum. Dia sengaja memakai baju atasan yang memamerkan gundukan payudara. Dia sengaja tidak pakai bra. Artinya, dia sudah mempersilakan diriku untuk menikmati kemolekan tubuhnya. Tinggal aku yang jadi penentunya, mau menyia-siakan kesempatan yang dia berikan atau memanfaatkannya. Kalau aku menyia-siakan berarti aku band!

Aku pun bangkit. Aku berdiri di atas lutut dan mendekatinya dari belakang. Aku pura-pura mengawasi dia dalam mengerjakan soal. Padahal mataku mengawasi tubuhnya dari belakang. Kulit punggung dan lengannya benar-benar mulus, tanpa goresan sedikitpun. Karena padat tubuhnya, kulit yang kuning langsat itu tampak licin mengkilap walaupun ditumbuhi oleh bulu-bulu rambut yang halus.

Kemudian aku menempelkan kontholku yang menegang ke punggungnya. Ika sedikit terkejut ketika merasa ada yang menempel punggungnya.

“Ih… Mas Bob jangan begitu dong…,” kata Ika manja.

“Sudah… udah-udah… Aku sekedar mengawasi pekerjaan Neng Ika,” jawabku.

lka cemberut. Namun dengan cemberut begitu, bibir yang sensual itu malah tampak menggemaskan. Sungguh sedap sekali bila dikulum-kulum dan dilumat-lumat. Ika berpura-pura meneruskan pekerjaannya. Aku semakin berani. Kontholku kutekankan ke punggungnya yang kenyal. Ika menggelinjang. Tidak tahan lagi. tubuh Ika kurengkuh dan kurebahkan di atas karpet. Bibirnya kulumat-lumat, sementara kulit punggungnya kuremas-remas. Bibir Ika mengadakan perlawanan, mengimbangi kuluman-¬kuluman bibirku yang diselingi dengan permainan lidahnya. Terlihat bahkan dalam masalah ciuman Ika yang masih kelas tiga SMA sudah sangat mahir. Bahkan mengalahkan kemahiranku.

Beberapa saat kemudian ciumanku berpindah ke lehernya yang jenjang. Bau harum terpancar dan kulitnya. Sambil kusedot-sedot kulit lehernya dengan hidungku, tanganku berpindah ke buah dadanya. Buah dada yang tidak dilindungi bra itu terasa kenyal dalam remasan tanganku. Kadang-kadang dan batik kain licin baju atasannya, putingnya kutekan-tekan dan kupelintir-pelintir dengan jari-jari tanganku. Puting itu terasa mengeras.

“Mas Bob Mas Bob buka baju saja Mas Bob…,” rintih Ika. Tanpa menunggu persetujuanku, jari-jari tangannya membuka Ikat pinggang dan ritsleteng celanaku. Aku mengimbangi, tall baju atasannya kulepas dan baju tersebut kubebaskan dan tubuhnya. Aku terpana melihat kemulusan tubuh atasnya tanpa penutup sehelai kain pun. Buah dadanya yang padat membusung dengan indahnya. Ditimpa sinar lampu neon ruang tamu, payudaranya kelihatan amat mulus dan licin. Putingnya berdiri tegak di ujung gumpalan payudara. Putingnya berwarna pink kecoklat-coklatan, sementara puncak bukit payudara di sekitarnya berwarna coklat tua dan sedikit menggembung dibanding dengan permukaan kulit payudaranya.

Celana panjang yang sudah dibuka oleh Ika kulepas dengan segera. Menyusul. kemeja dan kaos singlet kulepas dan tubuhku. Kini aku cuma tertutup oleh celana dalamku, sementara Ika tertutup oleh rok span ketat yang mempertontonkan bentuk pinggangnya yang ramping dan bentuk pinggulnya yang melebar dengan bagusnya. Ika pun melepaskan rok spannya itu, sehingga pinggul yang indah itu kini hanya terbungkus celana dalam minim yang tipis dan berwarna pink. Di daerah bawah perutnya, celana dalam itu tidak mampu menyembunyikan warna hitam dari jembut lebat Ika yang terbungkus di dalamnya. Juga, beberapa helai jembut Ika tampak keluar dan lobang celana dalamnya.

lka memandangi dadaku yang bidang. Kemudian dia memandang ke arah kontholku yang besar dan panjang, yang menonjol dari balik celana dalamku. Pandangan matanya memancarkan nafsu yang sudah menggelegak. Perlahan aku mendekatkan badanku ke badannya yang sudah terbaring pasrah. Kupeluk tubuhnya sambil mengulum kembali bibirnya yang hangat. Ika pun mengimbanginya. Dia memeluk leherku sambil membalas kuluman di bibirnya. Payudaranya pun menekan dadaku. Payudara itu terasa kenyal dan lembut. Putingnya yang mengeras terasa benar menekan dadaku. Aku dan Ika saling mengulum bibir, saling menekankan dada, dan saling meremas kulit punggung dengan penuh nafsu.

Ciumanku berpindah ke leher Ika. Leher mulus yang memancarkan keharuman parfum yang segar itu kugumuli dengan bibir dan hidungku. Ika mendongakkan dagunya agar aku dapat menciumi segenap pori-pori kulit lehernya.

“Ahhh… Mas Bob… Ika sudah menginginkannya dan kemarin… Gelutilah tubuh Ika… puasin Ika ya Mas Bob…,” bisik Ika terpatah-patah.

Aku menyambutnya dengan penuh antusias. Kini wajahku bergerak ke arah payudaranya. Payudaranya begitu menggembung dan padat. namun berkulit lembut. Bau keharuman yang segar terpancar dan pori-porinya. Agaknya Ika tadi sengaja memakai parfum di sekujur payudaranya sebelum datang ke sini. Aku menghirup kuat-kuat lembah di antara kedua bukit payudaranya itu. Kemudian wajahku kugesek-gesekkan di kedua bukit payudara itu secara bergantian, sambil hidungku terus menghirup keharuman yang terpancar dan kulit payudara. Puncak bukit payudara kanannya pun kulahap dalam mulutku. Kusedot kuat-kuat payudara itu sehingga daging yang masuk ke dalam mulutku menjadi sebesar-besarnya. Ika menggelinjang.

“Mas Bob… ngilu… ngilu…,” rintih Ika.

Gelinjang dan rintihan Ika itu semakin membangkitkan hasratku. Kuremas bukit payudara sebelah kirinya dengan gemasnya, sementara puting payudara kanannya kumainkan dengan ujung lidahku. Puting itu kadang kugencet dengan tekanan ujung lidah dengan gigi. Kemudian secara mendadak kusedot kembali payudara kanan itu kuat-kuat. sementara jari tanganku menekan dan memelintir puting payudara kirinya. Ika semakin menggelinjang-gelinjang seperti ikan belut yang memburu makanan sambil mulutnya mendesah-desah.

“Aduh mas Booob… ssshh… ssshhh… ngilu mas Booob… ssshhh… geli… geli…,” cuma kata-kata itu yang berulang-ulang keluar dan mulutnya yang merangsang.

Aku tidak puas dengan hanya menggeluti payudara kanannya. Kini mulutku berganti menggeluti payudara kiri. sementara tanganku meremas-remas payudara kanannya kuat-kuat. Kalau payudara kirinya kusedot kuat-kuat. tanganku memijit-mijit dan memelintir-pelintir puting payudara kanannya. Sedang bila gigi dan ujung lidahku menekan-nekan puting payudara kiri, tanganku meremas sebesar-besarnya payudara kanannya dengan sekuat-kuatnya.

“Mas Booob… kamu nakal…. ssshhh… ssshhh… ngilu mas Booob… geli…” Ika tidak henti-hentinya menggelinjang dan mendesah manja.

Setelah puas dengan payudara, aku meneruskan permainan lidah ke arah perut Ika yang rata dan berkulit amat mulus itu. Mulutku berhenti di daerah pusarnya. Aku pun berkonsentrasi mengecupi bagian pusarnya. Sementara kedua telapak tanganku menyusup ke belakang dan meremas-remas pantatnya yang melebar dan menggembung padat. Kedua tanganku menyelip ke dalam celana yang melindungi pantatnya itu. Perlahan¬-lahan celana dalamnya kupelorotkan ke bawah. Ika sedikit mengangkat pantatnya untuk memberi kemudahan celana dalamnya lepas. Dan dengan sekali sentakan kakinya, celana dalamnya sudah terlempar ke bawah.

Saat berikutnya, terhamparlah pemandangan yang luar biasa merangsangnya. Jembut Ika sungguh lebat dan subur sekali. Jembut itu mengitari bibir memek yang berwarna coklat tua. Sambil kembali menciumi kulit perut di sekitar pusarnya, tanganku mengelus-elus pahanya yang berkulit licin dan mulus. Elusanku pun ke arah dalam dan merangkak naik. Sampailah jari-jari tanganku di tepi kiri-kanan bibir luar memeknya. Tanganku pun mengelus-elus memeknya dengan dua jariku bergerak dan bawah ke atas. Dengan mata terpejam, Ika berinisiatif meremas-remas payudaranya sendiri. Tampak jelas kalau Ika sangat menikmati permainan ini.

Perlahan kusibak bibir memek Ika dengan ibu jari dan telunjukku mengarah ke atas sampai kelentitnya menongol keluar. Wajahku bergerak ke memeknya, sementara tanganku kembali memegangi payudaranya. Kujilati kelentit Ika perlahan-lahan dengan jilatan-jilatan pendek dan terputus-putus sambil satu tanganku mempermainkan puting payudaranya.

“Au Mas Bob… shhhhh… betul… betul di situ mas Bob… di situ… enak mas… shhhh…,” Ika mendesah-desah sambil matanya merem-melek. Bulu alisnya yang tebal dan indah bergerak ke atas-bawah mengimbangi gerakan merem-meleknya mata. Keningnya pun berkerut pertanda dia sedang mengalami kenikmatan yang semakin meninggi.

Aku meneruskan permainan lidah dengan melakukan jilatan-jilatan panjang dan lubang anus sampai ke kelentitnya.

Karena gerakan ujung hidungku pun secara berkala menyentuh memek Ika. Terasa benar bahkan dinding vaginanya mulai basah. Bahkan sebagian cairan vaginanya mulai mengalir hingga mencapai lubang anusnya. Sesekali pinggulnya bergetar. Di saat bergetar itu pinggulnya yang padat dan amat mulus kuremas kuat-kuat sambil ujung hidungku kutusukkan ke lobang memeknya.

“Mas Booob… enak sekali mas Bob…,” Ika mengerang dengan kerasnya. Aku segera memfokuskan jilatan-jilatan lidah serta tusukan-tusukan ujung hidung di vaginanya. Semakin lama vagina itu semakin basah saja. Dua jari tanganku lalu kumasukkan ke lobang memeknya. Setelah masuk hampir semuanya, jari kubengkokkan ke arah atas dengan tekanan yang cukup terasa agar kena ‘G-spot’-nya. Dan berhasil!

“Auwww… mas Bob…!” jerit Ika sambil menyentakkan pantat ke atas. sampai-sampai jari tangan yang sudah terbenam di dalam memek terlepas. Perut bawahnya yang ditumbuhi bulu-bulu jembut hitam yang lebat itu pun menghantam ke wajahku. Bau harum dan bau khas cairan vaginanya merasuk ke sel-sel syaraf penciumanku.

Aku segera memasukkan kembali dua jariku ke dalam vagina Ika dan melakukan gerakan yang sama. Kali ini aku mengimbangi gerakan jariku dengan permainan lidah di kelentit Ika. Kelentit itu tampak semakin menonjol sehingga gampang bagiku untuk menjilat dan mengisapnya. Ketika kelentit itu aku gelitiki dengan lidah serta kuisap-isap perlahan, Ika semakin keras merintih-rintih bagaikan orang yang sedang mengalami sakit demam. Sementara pinggulnya yang amat aduhai itu menggial ke kiri-kanan dengan sangat merangsangnya.

“Mas Bob… mas Bob… mas Bob…,” hanya kata-kata itu yang dapat diucapkan Ika karena menahan kenikmatan yang semakin menjadi-jadi.

Permainan jari-jariku dan lidahku di memeknya semakin bertambah ganas. Ika sambil mengerang¬-erang dan menggeliat-geliat meremas apa saja yang dapat dia raih. Meremas rambut kepalaku, meremas bahuku, dan meremas payudaranya sendiri.

“Mas Bob… Ika sudah tidak tahan lagi… Masukin konthol saja mas Bob… Ohhh… sekarang juga mas Bob…! Sshhh. . . ,“ erangnya sambil menahan nafsu yang sudah menguasai segenap tubuhnya.

Namun aku tidak perduli. Kusengaja untuk mempermainkan Ika terlebih dahulu. Aku mau membuatnya orgasme, sementara aku masih segar bugar. Karena itu lidah dan wajahku kujauhkan dan memeknya. Kemudian kocokan dua jari tanganku di dalam memeknya semakin kupercepat. Gerakan jari tanganku yang di dalam memeknya ke atas-bawah, sampai terasa ujung jariku menghentak-hentak dinding atasnya secara perlahan-lahan. Sementara ibu jariku mengusap-usap dan menghentak-hentak kelentitnya. Gerakan jari tanganku di memeknya yang basah itu sampai menimbulkan suara crrk-crrrk-crrrk-crrk crrrk… Sementara dan mulut Ika keluar pekikan-pekikan kecil yang terputus-putus:

“Ah-ah-ah-ah-ah…”

Sementara aku semakin memperdahsyat kocokan jari-jariku di memeknya, sambil memandangi wajahnya. Mata Ika merem-melek, sementara keningnya berkerut-kerut.

Crrrk! Crrrk! Crrek! Crek! Crek! Crok! Crok! Suara yang keluar dan kocokan jariku di memeknya semakin terdengar keras. Aku mempertahankan kocokan tersebut. Dua menit sudah si Ika mampu bertahan sambil mengeluarkan jeritan-jeritan yang membangkitkan nafsu. Payudaranya tampak semakin kencang dan licin, sedang putingnya tampak berdiri dengan tegangnya.

Sampai akhirnya tubuh Ika mengejang hebat. Pantatnya terangkat tinggi-tinggi. Matanya membeliak-¬beliak. Dan bibirnya yang sensual itu keluar jeritan hebat, “Mas Booo00oob …!“ Dua jariku yang tertanam di dalam vagina Ika terasa dijepit oleh dindingnya dengan kuatnya. Seiring dengan keluar masuknya jariku dalam vaginanya, dan sela-sela celah antara tanganku dengan bibir memeknya terpancarlah semprotan cairan vaginanya dengan kuatnya. Prut! Prut! Pruttt! Semprotan cairan tersebut sampai mencapai pergelangan tanganku.

Beberapa detik kemudian Ika terbaring lemas di atas karpet. Matanya memejam rapat. Tampaknya dia baru saja mengalami orgasme yang begitu hebat. Kocokan jari tanganku di vaginanya pun kuhentikan. Kubiarkan jari tertanam dalam vaginanya sampai jepitan dinding vaginanya terasa lemah. Setelah lemah. jari tangan kucabut dan memeknya. Cairan vagina yang terkumpul di telapak tanganku pun kubersihkan dengan kertas tissue.

Ketegangan kontholku belum juga mau berkurang. Apalagi tubuh telanjang Ika yang terbaring diam di hadapanku itu benar-benar aduhai. seolah menantang diriku untuk membuktikan kejantananku pada tubuh mulusnya. Aku pun mulai menindih kembali tubuh Ika, sehingga kontholku yang masih di dalam celana dalam tergencet oleh perut bawahku dan perut bawahnya dengan enaknya. Sementara bibirku mengulum-kulum kembali bibir hangat Ika, sambil tanganku meremas-remas payudara dan mempermainkan putingnya. Ika kembali membuka mata dan mengimbangi serangan bibirku. Tubuhnya kembali menggelinjang-gelinjang karena menahan rasa geli dan ngilu di payudaranya.

Setelah puas melumat-lumat bibir. wajahku pun menyusuri leher Ika yang mulus dan harum hingga akhirnya mencapai belahan dadanya. Wajahku kemudian menggeluti belahan payudaranya yang berkulit lembut dan halus, sementara kedua tanganku meremas-remas kedua belah payudaranya. Segala kelembutan dan keharuman belahan dada itu kukecupi dengan bibirku. Segala keharuman yang terpancar dan belahan payudara itu kuhirup kuat-kuat dengan hidungku, seolah tidak rela apabila ada keharuman yang terlewatkan sedikitpun.

Kugesek-gesekkan memutar wajahku di belahan payudara itu. Kemudian bibirku bergerak ke atas bukit payudara sebelah kiri. Kuciumi bukit payudara yang membusung dengan gagahnya itu. Dan kumasukkan puting payudara di atasnya ke dalam mulutku. Kini aku menyedot-sedot puting payudara kiri Ika. Kumainkan puting di dalam mulutku itu dengan lidahku. Sedotan kadang kuperbesar ke puncak bukit payudara di sekitar puting yang berwarna coklat.

“Ah… ah… mas Bob… geli… geli …,“ mulut indah Ika mendesis-desis sambil menggeliatkan tubuh ke kiri-kanan. bagaikan desisan ular kelaparan yang sedang mencari mangsa.

Aku memperkuat sedotanku. Sementara tanganku meremas-remas payudara kanan Ika yang montok dan kenyal itu. Kadang remasan kuperkuat dan kuperkecil menuju puncak bukitnya, dan kuakhiri dengan tekanan-tekanan kecil jari telunjuk dan ibu jariku pada putingnya.

“Mas Bob… hhh… geli… geli… enak… enak… ngilu… ngilu…”

Aku semakin gemas. Payudara aduhai Ika itu kumainkan secara bergantian, antara sebelah kiri dan sebelah kanan. Bukit payudara kadang kusedot besarnya-besarnya dengan tenaga isap sekuat-kuatnya, kadang yang kusedot hanya putingnya dan kucepit dengan gigi atas dan lidah. Belahan lain kadang kuremas dengan daerah tangkap sebesar-besarnya dengan remasan sekuat-kuatnya, kadang hanya kupijit-pijit dan kupelintir-pelintir kecil puting yang mencuat gagah di puncaknya.

“Ah… mas Bob… terus mas Bob… terus… hzzz… ngilu… ngilu…” Ika mendesis-desis keenakan. Hasratnya tampak sudah kembali tinggi. Matanya kadang terbeliak-beliak. Geliatan tubuhnya ke kanan-kini semakin sening fnekuensinya.

Sampai akhirnya Ika tidak kuat mehayani senangan-senangan keduaku. Dia dengan gerakan eepat memehorotkan celana dalamku hingga tunun ke paha. Aku memaklumi maksudnya, segera kulepas eelana dalamku. Jan-jari tangan kanan Ika yang mulus dan lembut kemudian menangkap kontholku yang sudah berdiri dengan gagahnya. Sejenak dia memperlihatkan rasa terkejut.

“Edan… mas Bob, edan… Kontholmu besar sekali… Konthol pacan-pacanku dahulu dan juga konthol kak Dai tidak sampai sebesar in Edan… edan…,” ucapnya terkagum-kagum. Sambil membiankan mulut, wajah, dan tanganku terus memainkan dan menggeluti kedua belah payudaranya, jan-jari lentik tangan kanannya meremas¬remas perlahan kontholku secara berirama, seolah berusaha mencari kehangatan dan kenikmatan di hiatnya menana kejantananku. Remasannya itu mempenhebat vohtase dam rasa nikmat pada batang kontholku.

“Mas Bob. kita main di atas kasur saja…,” ajak Ika dengan sinar mata yang sudah dikuasai nafsu binahi.

Aku pun membopong tubuh telanjang Ika ke ruang dalam, dan membaringkannya di atas tempat tidun pacarku. Ranjang pacarku ini amat pendek, dasan kasurnya hanya terangkat sekitar 6 centimeter dari lantai. Ketika kubopong. Ika tidak mau melepaskan tangannya dari leherku. Bahkan, begitu tubuhnya menyentuh kasur, tangannya menanik wajahku mendekat ke wajahnya. Tak ayal lagi, bibirnya yang pink menekan itu melumat bibirku dengan ganasnya. Aku pun tidak mau mengalah. Kulumat bibirnya dengan penuh nafsu yang menggelora, sementara tanganku mendekap tubuhnya dengan kuatnya. Kuhit punggungnya yang halus mulus kuremas-remas dengan gemasnya.

Kemudian aku menindih tubuh Ika. Kontholku terjepit di antara pangkal pahanya yang mulus dan perut bawahku sendiri. Kehangatan kulit pahanya mengalir ke batang kontholku yang tegang dan keras. Bibirku kemudian melepaskan bibir sensual Ika. Kecupan bibirku pun turun. Kukecup dagu Ika yang bagus. Kukecup leher jenjang Ika yang memancarkan bau wangi dan segarnya parfum yang dia pakai. Kuciumi dan kugeluti leher indah itu dengan wajahku, sementara pantatku mulai bergerak aktif sehingga kontholku menekan dan menggesek-gesek paha Ika. Gesekan di kulit paha yang licin itu membuat batang kontholku bagai diplirit-plirit. Kepala kontholku merasa geli-geli enak oleh gesekan-gesekan paha Ika.

Puas menggeluti leher indah, wajahku pun turun ke buah dada montok Ika. Dengan gemas dan ganasnya aku membenamkan wajahku ke belahan dadanya, sementara kedua tanganku meraup kedua belah payudaranya dan menekannya ke arah wajahku. Keharuman payudaranya kuhirup sepuas-puasku. Belum puas dengan menyungsep ke belahan dadanya, wajahku kini menggesek-gesek memutar sehingga kedua gunung payudaranya tertekan-tekan oleh wajahku secara bergantian. Sungguh sedap sekali rasanya ketika hidungku menyentuh dan menghirup dalam-dalam daging payudara yang besar dan kenyal itu. Kemudian bibirku meraup puncak bukit payudara kiri Ika. Daerah payudara yang kecoklat-coklatan beserta putingnya yang pink kecoklat-coklatan itu pun masuk dalam mulutku. Kulahap ujung payudara dan putingnya itu dengan bernafsunya, tak ubahnya seperti bayi yang menetek susu setelah kelaparan selama seharian. Di dalam mulutku, puting itu kukulum-kulum dan kumainkan dengan lidahku.

“Mas Bob… geli… geli …,“ kata Ika kegelian.

Aku tidak perduli. Aku terus mengulum-kulum puncak bukit payudara Ika. Putingnya terasa di lidahku menjadi keras. Kemudian aku kembali melahap puncak bukit payudara itu sebesar-besarnya. Apa yang masuk dalam mulutku kusedot sekuat-kuatnya. Sementara payudara sebelah kanannya kuremas sekuat-kuatnya

dengan tanganku. Hal tersebut kulakukan secara bergantian antara payudara kiri dan payudara kanan Ika. Sementara kontholku semakin menekan dan menggesek-gesek dengan beriramanya di kulit pahanya. Ika semakin menggelinjang-gelinjang dengan hebatnya.

“Mas Bob… mas Bob… ngilu… ngilu… hihhh… nakal sekali tangan dan mulutmu… Auw! Sssh… ngilu… ngilu…,” rintih Ika. Rintihannya itu justru semakin mengipasi api nafsuku. Api nafsuku semakin berkobar-kobar. Semakin ganas aku mengisap-isap dan meremas-remas payudara montoknya. Sementara kontholku berdenyut-denyut keenakan merasakan hangat dan licinnya paha Ika.

Akhirnya aku tidak sabar lagi. Kulepaskan payudara montok Ika dari gelutan mulut dan tanganku. Bibirku kini berpindah menciumi dagu dan lehernya, sementara tanganku membimbing kontholku untuk mencari liang memeknya. Kuputar-putarkan dahulu kepala kontholku di kelebatan jembut di sekitar bibir memek Ika. Bulu-bulu jembut itu bagaikan menggelitiki kepala kontholku. Kepala kontholku pun kegelian. Geli tetapi enak.

“Mas Bob… masukkan seluruhnya mas Bob… masukkan seluruhnya… Mas Bob belum pernah merasakan memek Mbak Dina kan? Mbak Dina orang kuno… tidak mau merasakan konthol sebelum nikah. Padahal itu surga dunia… bagai terhempas langit ke langit ketujuh. mas Bob…”

Jan-jari tangan Ika yang lentik meraih batang kontholku yang sudah amat tegang. Pahanya yang mulus itu dia buka agak lebar.

“Edan… edan… kontholmu besar dan keras sekali, mas Bob…,” katanya sambil mengarahkan kepala kontholku ke lobang memeknya.

Sesaat kemudian kepala kontholku menyentuh bibir memeknya yang sudah basah. Kemudian dengan perlahan-lahan dan sambil kugetarkan, konthol kutekankan masuk ke liang memek. Kini seluruh kepala kontholku pun terbenam di dalam memek. Daging hangat berlendir kini terasa mengulum kepala kontholku dengan enaknya.

Aku menghentikan gerak masuk kontholku.

“Mas Bob… teruskan masuk, Bob… Sssh… enak… jangan berhenti sampai situ saja…,” Ika protes atas tindakanku. Namun aku tidak perduli. Kubiarkan kontholku hanya masuk ke lobang memeknya hanya sebatas kepalanya saja, namun kontholku kugetarkan dengan amplituda kecil. Sementara bibir dan hidungku dengan ganasnya menggeluti lehernya yang jenjang, lengan tangannya yang harum dan mulus, dari ketiaknya yang bersih dari bulu ketiak. Ika menggelinjang-gelinjang dengan tidak karuan.

“Sssh… sssh… enak… enak… geli… geli, mas Bob. Geli… Terus masuk, mas Bob…”

Bibirku mengulum kulit lengan tangannya dengan kuat-kuat. Sementara gerakan kukonsentrasikan pada pinggulku. Dan… satu… dua… tiga! Kontholku kutusukkan sedalam-dalamnya ke dalam memek Ika dengan sangat cepat dan kuatnya. Plak! Pangkal pahaku beradu dengan pangkal pahanya yang mulus yang sedang dalam posisi agak membuka dengan kerasnya. Sementara kulit batang kontholku bagaikan diplirit oleh bibir dan daging lobang memeknya yang sudah basah dengan kuatnya sampai menimbulkan bunyi: srrrt!

“Auwww!” pekik Ika.

Aku diam sesaat, membiarkan kontholku tertanam seluruhnya di dalam memek Ika tanpa bergerak sedikit pun.

“Sakit mas Bob… Nakal sekali kamu… nakal sekali kamu….” kata Ika sambil tangannya meremas punggungku dengan kerasnya.

Aku pun mulai menggerakkan kontholku keluar-masuk memek Ika. Aku tidak tahu, apakah kontholku yang berukuran panjang dan besar ataukah lubang memek Ika yang berukuran kecil. Yang saya tahu, seluruh bagian kontholku yang masuk memeknya serasa dipijit-pijit dinding lobang memeknya dengan agak kuatnya. Pijitan dinding memek itu memberi rasa hangat dan nikmat pada batang kontholku.

“Bagaimana Ika, sakit?” tanyaku

“Sssh… enak sekali… enak sekali… Barangmu besar dan panjang sekali… sampai-sampai menyumpal penuh seluruh penjuru lobang memekku…,” jawab Ika.

Aku terus memompa memek Ika dengan kontholku perlahan-lahan. Payudara kenyalnya yang menempel di dadaku ikut terpilin-pilin oleh dadaku akibat gerakan memompa tadi. Kedua putingnya yang sudah mengeras seakan-akan mengkilik-kilik dadaku yang bidang. Kehangatan payudaranya yang montok itu mulai terasa mengalir ke dadaku. Kontholku serasa diremas-remas dengan berirama oleh otot-otot memeknya sejalan dengan genjotanku tersebut. Terasa hangat dan enak sekali. Sementara setiap kali menusuk masuk kepala kontholku menyentuh suatu daging hangat di dalam memek Ika. Sentuhan tersebut serasa menggelitiki kepala konthol sehingga aku merasa sedikit kegelian. Geli-geli nikmat.

Kemudian aku mengambil kedua kakinya yang kuning langsat mulus dan mengangkatnya. Sambil menjaga agar kontholku tidak tercabut dari lobang memeknya, aku mengambil posisi agak jongkok. Betis kanan Ika kutumpangkan di atas bahuku, sementara betis kirinya kudekatkan ke wajahku. Sambil terus mengocok memeknya perlahan dengan kontholku, betis kirinya yang amat indah itu kuciumi dan kukecupi dengan gemasnya. Setelah puas dengan betis kiri, ganti betis kanannya yang kuciumi dan kugeluti, sementara betis kirinya kutumpangkan ke atas bahuku. Begitu hal tersebut kulakukan beberapa kali secara bergantian, sambil mempertahankan rasa nikmat di kontholku dengan mempertahankan gerakan maju-mundur perlahannya di memek Ika.

Setelah puas dengan cara tersebut, aku meletakkan kedua betisnya di bahuku, sementara kedua telapak tanganku meraup kedua belah payudaranya. Masih dengan kocokan konthol perlahan di memeknya, tanganku meremas-remas payudara montok Ika. Kedua gumpalan daging kenyal itu kuremas kuat-kuat secara berirama. Kadang kedua putingnya kugencet dan kupelintir-pelintir secara perlahan. Puting itu semakin mengeras, dan bukit payudara itu semakin terasa kenyal di telapak tanganku. Ika pun merintih-rintih keenakan. Matanya merem-melek, dan alisnya mengimbanginya dengan sedikit gerakan tarikan ke atas dan ke bawah.

“Ah… mas Bob, geli… geli… Tobat… tobat… Ngilu mas Bob, ngilu… Sssh… sssh… terus mas Bob, terus…. Edan… edan… kontholmu membuat memekku merasa enak sekali… Nanti jangan disemprotkan di luar memek, mas Bob. Nyemprot di dalam saja… aku sedang tidak subur…”

Aku mulai mempercepat gerakan masuk-keluar kontholku di memek Ika.

“Ah-ah-ah… benar, mas Bob. benar… yang cepat… Terus mas Bob, terus…”

Aku bagaikan diberi spirit oleh rintihan-rintihan Ika. tenagaku menjadi berlipat ganda. Kutingkatkan kecepatan keluar-masuk kontholku di memek Ika. Terus dan terus. Seluruh bagian kontholku serasa diremas¬-remas dengan cepatnya oleh daging-daging hangat di dalam memek Ika. Mata Ika menjadi merem-melek dengan cepat dan indahnya. Begitu juga diriku, mataku pun merem-melek dan mendesis-desis karena merasa keenakan yang luar biasa.

“Sssh… sssh… Ika… enak sekali… enak sekali memekmu… enak sekali memekmu…”

“Ya mas Bob, aku juga merasa enak sekali… terusss… terus mas Bob, terusss…”

Aku meningkatkan lagi kecepatan keluar-masuk kontholku pada memeknya. Kontholku terasa bagai diremas-remas dengan tidak karu-karuan.

“Mas Bob… mas Bob… edan mas Bob, edan… sssh… sssh… Terus… terus… Saya hampir keluar nih mas Bob…

sedikit lagi… kita keluar sama-sama ya Booob…,” Ika jadi mengoceh tanpa kendali.

Aku mengayuh terus. Aku belum merasa mau keluar. Namun aku harus membuatnya keluar duluan. Biar perempuan Sunda yang molek satu ini tahu bahwa lelaki Jawa itu perkasa. Biar dia mengakui kejantanan orang Jawa yang bernama mas Bobby. Sementara kontholku merasakan daging-daging hangat di dalam memek Ika bagaikan berdenyut dengan hebatnya.

“Mas Bob… mas Bobby… mas Bobby…,” rintih Ika. Telapak tangannya memegang kedua lengan tanganku seolah mencari pegangan di batang pohon karena takut jatuh ke bawah.

lbarat pembalap, aku mengayuh sepeda balapku dengan semakin cepatnya. Bedanya, dibandingkan dengan pembalap aku lebih beruntung. Di dalam “mengayuh sepeda” aku merasakan keenakan yang luar biasa di sekujur kontholku. Sepedaku pun mempunyai daya tarik tersendiri karena mengeluarkan rintihan-rintihan keenakan yang tiada terkira.

“Mas Bob… ah-ah-ah-ah-ah… Enak mas Bob, enak… Ah-ah-ah-ah-ah… Mau keluar mas Bob… mau keluar… ah-ah-ah-ah-ah… sekarang ke-ke-ke…”

Tiba-tiba kurasakan kontholku dijepit oleh dinding memek Ika dengan sangat kuatnya. Di dalam memek, kontholku merasa disemprot oleh cairan yang keluar dari memek Ika dengan cukup derasnya. Dan telapak tangan Ika meremas lengan tanganku dengan sangat kuatnya. Mulut sensual Ika pun berteriak tanpa kendali:

“…keluarrr…!”

Mata Ika membeliak-beliak. Sekejap tubuh Ika kurasakan mengejang.

Aku pun menghentikan genjotanku. Kontholku yang tegang luar biasa kubiarkan diam tertanam dalam memek Ika. Kontholku merasa hangat luar biasa karena terkena semprotan cairan memek Ika. Kulihat mata Ika kemudian memejam beberapa saat dalam menikmati puncak orgasmenya.

Setelah sekitar satu menit berlangsung, remasan tangannya pada lenganku perlahan-lahan mengendur. Kelopak matanya pun membuka, memandangi wajahku. Sementara jepitan dinding memeknya pada kontholku berangsur-angsur melemah. walaupun kontholku masih tegang dan keras. Kedua kaki Ika lalu kuletakkan kembali di atas kasur dengan posisi agak membuka. Aku kembali menindih tubuh telanjang Ika dengan mempertahankan agar kontholku yang tertanam di dalam memeknya tidak tercabut.

“Mas Bob… kamu luar biasa… kamu membawaku ke langit ke tujuh,” kata Ika dengan mimik wajah penuh kepuasan. “Kak Dai dan pacar-pacarku yang dulu tidak pernah membuat aku ke puncak orgasme seperti ml. Sejak Mbak Dina tinggal di sini, Ika suka membenarkan mas Bob saat berhubungan dengan Kak Dai.”

Aku senang mendengar pengakuan Ika itu. berarti selama aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku selalu membayangkan kemolekan tubuh Ika dalam masturbasiku, sementara dia juga membayangkan kugeluti

dalam onaninya. Bagiku. Dina bagus dijadikan istri dan ibu anak-anakku kelak, namun tidak dapat dipungkiri bahwa tubuh aduhai Ika enak digeluti dan digenjot dengan penuh nafsu.

“Mas Bob… kamu seperti yang kubayangkan. Kamu jantan… kamu perkasa… dan kamu berhasil membawaku ke puncak orgasme. Luar biasa nikmatnya…”

Aku bangga mendengar ucapan Ika. Dadaku serasa mengembang. Dan bagai anak kecil yang suka pujian, aku ingin menunjukkan bahwa aku lebih perkasa dari dugaannya. Perempuan Sunda ini harus kewalahan menghadapi genjotanku. Perempuan Sunda ini harus mengakui kejantanan dan keperkasaanku. Kebetulan aku saat ini baru setengah perjalanan pendakianku di saat Ika sudah mencapai orgasmenya. Kontholku masih tegang di dalam memeknya. Kontholku masih besar dan keras, yang hams menyemprotkan pelurunya agar kepalaku tidak pusing.

Aku kembali mendekap tubuh mulus Ika, yang di bawah sinar lampu kuning kulit tubuhnya tampak sangat mulus dan licin. Kontholku mulai bergerak keluar-masuk lagi di memek Ika, namun masih dengan gerakan perlahan. Dinding memek Ika secara berargsur-angsur terasa mulai meremas-remas kontholku. Terasa hangat dan enak. Namun sekarang gerakan kontholku lebih lancar dibandingkan dengan tadi. Pasti karena adanya cairan orgasme yang disemprotkan oleh memek Ika beberapa saat yang lalu.

“Ahhh… mas Bob… kau langsung memulainya lagi… Sekarang giliranmu… semprotkan air manimu ke dinding-dinding memekku… Sssh…,” Ika mulai mendesis-desis lagi.

Bibirku mulai memagut bibir merekah Ika yang amat sensual itu dan melumat-lumatnya dengan gemasnya. Sementara tangan kiriku ikut menyangga berat badanku, tangan kananku meremas-remas payudara montok Ika serta memijit-mijit putingnya, sesuai dengan mama gerak maju-mundur kontholku di memeknya.

“Sssh… sssh… sssh… enak mas Bob, enak… Terus… teruss… terusss…,” desis bibir Ika di saat berhasil melepaskannya dari serbuan bibirku. Desisan itu bagaikan mengipasi gelora api birahiku.

Sambil kembali melumat bibir Ika dengan kuatnya, aku mempercepat genjotan kontholku di memeknya. Pengaruh adanya cairan di dalam memek Ika, keluar-masuknya konthol pun diiringi oleh suara, “srrt-srret srrrt-srrret srrt-srret…” Mulut Ika di saat terbebas dari lumatan bibirku tidak henti-hentinya mengeluarkan rintih kenikmatan,

“Mas Bob… ah… mas Bob… ah… mas Bob… hhb… mas Bob… ahh…”

Kontholku semakin tegang. Kulepaskan tangan kananku dari payudaranya. Kedua tanganku kini dari ketiak Ika menyusup ke bawah dan memeluk punggung mulusnya. Tangan Ika pun memeluk punggungku dan mengusap-usapnya. Aku pun memulai serangan dahsyatku. Keluar-masuknya kontholku ke dalam memek Ika sekarang berlangsung dengan cepat dan berirama. Setiap kali masuk, konthol kuhunjamkan keras-keras agar menusuk memek Ika sedalam-dalamnya. Dalam perjalanannya, batang kontholku bagai diremas dan dihentakkan kuat-kuat oleh dinding memek Ika. Sampai di langkah terdalam, mata Ika membeliak sambil bibirnya mengeluarkan seruan tertahan, “Ak!” Sementara daging pangkal pahaku bagaikan menampar daging pangkal pahanya sampai berbunyi: plak! Di saat bergerak keluar memek, konthol kujaga agar kepalanya yang mengenakan helm tetap tertanam di lobang memek. Remasan dinding memek pada batang kontholku pada gerak keluar ini sedikit lebih lemah dibanding dengan gerak masuknya. Bibir memek yang mengulum batang kontholku pun sedikit ikut tertarik keluar, seolah tidak rela bila sampai ditinggal keluar oleh batang kontholku. Pada gerak keluar ini Bibir Ika mendesah, “Hhh…”

Aku terus menggenjot memek Ika dengan gerakan cepat dan menghentak-hentak. Remasan yang luar biasa kuat, hangat, dan enak sekali bekerja di kontholku. Tangan Ika meremas punggungku kuat-kuat di saat kontholku kuhunjam masuk sejauh-jauhnya ke lobang memeknya. beradunya daging pangkal paha menimbulkan suara: Plak! Plak! Plak! Plak! Pergeseran antara kontholku dan memek Ika menimbulkan bunyi srottt-srrrt… srottt-srrrt… srottt-srrrtt… Kedua nada tersebut diperdahsyat oleh pekikan-pekikan kecil yang merdu yang keluar dari bibir Ika:

“Ak! Uhh… Ak! Hhh… Ak! Hhh…”

Kontholku terasa empot-empotan luar biasa. Rasa hangat, geli, dan enak yang tiada tara membuatku tidak kuasa menahan pekikan-pekikan kecil:

“lka… Ika… edan… edan… Enak sekali Ika… Memekmu enak sekali… Memekmu hangat sekali… edan… jepitan memekmu enak sekali…”

“Mas Bob… mas Bob… terus mas Bob rintih Ika, “enak mas Bob… enaaak… Ak! Ak! Ak! Hhh… Ak! Hhh… Ak! Hhh…”

Tiba-tiba rasa gatal menyelimuti segenap penjuru kontholku. Gatal yang enak sekali. Aku pun mengocokkan kontholku ke memeknya dengan semakin cepat dan kerasnya. Setiap masuk ke dalam, kontholku berusaha menusuk lebih dalam lagi dan lebih cepat lagi dibandingkan langkah masuk sebelumnya. Rasa gatal dan rasa enak yang luar biasa di konthol pun semakin menghebat.

“Ika… aku… aku…” Karena menahan rasa nikmat dan gatal yang luar biasa aku tidak mampu menyelesaikan ucapanku yang memang sudah terbata-bata itu.

“Mas Bob… mas Bob… mas Bob! Ak-ak-ak… Aku mau keluar lagi… Ak-ak-ak… aku ke-ke-ke…”

Tiba-tiba kontholku mengejang dan berdenyut dengan amat dahsyatnya. Aku tidak mampu lagi menahan rasa gatal yang sudah mencapai puncaknya. Namun pada saat itu juga tiba-tiba dinding memek Ika mencekik kuat sekali. Dengan cekikan yang kuat dan enak sekali itu. aku tidak mampu lagi menahan jebolnya bendungan dalam alat kelaminku.

Pruttt! Pruttt! Pruttt! Kepala kontholku terasa disemprot cairan memek Ika, bersamaan dengan pekikan Ika, “…keluarrrr…!” Tubuh Ika mengejang dengan mata membeliak-beliak.

“Ika…!” aku melenguh keras-keras sambil merengkuh tubuh Ika sekuat-kuatnya, seolah aku sedang berusaha rnenemukkan tulang-tulang punggungnya dalam kegemasan. Wajahku kubenamkan kuat-kuat di lehernya yang jenjang. Cairan spermaku pun tak terbendung lagi.

Crottt! Crott! Croat! Spermaku bersemburan dengan derasnya, menyemprot dinding memek Ika yang terdalam. Kontholku yang terbenam semua di dalam kehangatan memek Ika terasa berdenyut-denyut.

Beberapa saat lamanya aku dan Ika terdiam dalam keadaan berpelukan erat sekali, sampai-sampai dari alat kemaluan, perut, hingga ke payudaranya seolah terpateri erat dengan tubuh depanku. Aku menghabiskan sisa-sisa sperma dalam kontholku. Cret! Cret! Cret! Kontholku menyemprotkan lagi air mani yang masih tersisa ke dalam memek Ika. Kali ini semprotannya lebih lemah.

Perlahan-lahan tubuh Ika dan tubuhku pun mengendur kembali. Aku kemudian menciumi leher mulus Ika dengan lembutnya, sementara tangan Ika mengusap-usap punggungku dan mengelus-elus rambut kepalaku. Aku merasa puas sekali berhasil bermain seks dengan Ika. Pertama kali aku bermain seks, bidadari lawan mainku adalah perempuan Sunda yang bertubuh kenyal, berkulit kuning langsat mulus, berpayudara besar dan padat, berpinggang ramping, dan berpinggul besar serta aduhai. Tidak rugi air maniku diperas habis-habisan pada pengalaman pertama ini oleh orang semolek Ika.

“Mas Bob… terima kasih mas Bob. Puas sekali saya. indah sekali… sungguh… enak sekali,” kata Ika lirih.

Aku tidak memberi kata tanggapan. Sebagai jawaban, bibirnya yang indah itu kukecup mesra. Dalam keadaan tetap telanjang, kami berdekapan erat di atas tempat tidur pacarku. Dia meletakkan kepalanya di atas dadaku yang bidang, sedang tangannya melingkar ke badanku. Baru ketika jam dinding menunjukkan pukul 22:00, aku dan Ika berpakaian kembali. Ika sudah tahu kebiasaanku dalam mengapeli Dina, bahwa pukul 22:00 aku pulang ke tempat kost-ku sendiri.

Sebelum keluar kamar, aku mendekap erat tubuh Ika dan melumat-lumat bibirnya beberapa saat.

“Mas Bob… kapan-kapan kita mengulangi lagi ya mas Bob… Jangan khawatir, kita tanpa Ikatan. Ika akan selalu merahasiakan hal ini kepada siapapun, termasuk ke Kak Dai dan Mbak Dina. Ika puas sekali bercumbu dengan mas Bob,” begitu kata Ika.

Aku pun mengangguk tanda setuju. Siapa sih yang tidak mau diberi kenikmatan secara gratis dan tanpa ikatan? Akhirnya dia keluar dari kamar dan kembali masuk ke rumahnya lewat pintu samping. Lima menit kemudian aku baru pulang ke tempat kost-ku.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © . Liputan Terbaru - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger